Sejarah Perang Salib, Bagaimana Mongol Mengubah Peta Peperangan?

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Sabtu, 3 Juni 2023 | 07:00 WIB
Penaklukkan Baghdad 1258 yang dipimpin Hulagu Khan. Penaklukkan ini menjadi momen pertama kekaisaran Mongol masuk ke Timur Tengah dan terlibat dalam sejarah Perang Salib. (Sayf al-vâhidî et al.)

Ilkhanat Mongol menyentuh negeri-negeri Perang Salib

Setelah Baghdad dikuasai, Kekaisaran Ilkhanat Mongol bergerak 1259 menuju Suriah. Mereka mulai mengincar Kekaisaran Ayyubiyah yang saat itu telah usai memenangkan Perang Salib Ketujuh. Menurut catatan sejarah, Perang Salib Ketujuh adalah perang salib skala besar terakhir di Levant.

Kekaisaran Ilkhanat Mongol pun memperluas kekuasaannya dengan menguasai kawasan Kristen seperti Georgia, Armenia, dan Antiokhia. Mereka pun berhasil merebut kota Aleppo pada 1 Maret 1260, dan dilanjutkan ke Damaskus.

Pasukan muslim di Suriah akhirnya terpaksa mundur ke Kairo yang kini dikuasai oleh Dinasti Mamluk. Mamluk pun kemudian bernegosiasi dengan Kerajaan Kristen Yerusalem agar mengizinkan mereka lewat.

Ghazan Khan mengajak Raja Armenia untuk membantunya menguasai Damaskus tahun 1303. ( Gallica Digital Library )

Kerajaan Kristen Yerusalem diminta untuk memilih netral dalam konflik dengan Mongol. Kerajaan kecil itu kemudian mengizinkan pasukan muslim lewat. Mereka memandang bahwa Kekaiasaran Mongol adalah ancaman yang lebih berbahaya daripada umat muslim.

Atas izin tersebut, Dinasti Mamluk bisa bolak-balik menyerang Mongol dan kembali ke Mesir tanpa diganggu kalangan Kristen. Pertempuran mereka melawan Mongol adalah Ain Jalut di Galilea, yang menghadiahkan kemenangan besar.

Di satu sisi, Mongol di Suriah juga tidak begitu kuat secara komando. Hulagu Khan harus kembali ke Mongolia karena kakaknya meninggal. Kaisar tertinggi kemudian diserahkan ke Kubilai Khan. Hulagu ingin mengumpulkan kembali kekuatan untuk membalas Pertempuran Ain Jalut, tetapi ia justru terseret perang saudara.

Yerusalem tidak hanya diperebutkan oleh umat Islam dan Kristen dalam sejarah Perang Salib. Kekaisaran Mongol pun tergiur olehnya sebagaiupaya menguasai dunia. (Editor)

Kekaisaran Mongol pada akhirnya tidak pernah berhasil masuk lebih dalam di Timur Tengah. Kepemimpinan Ilkhanat Mongol di Persia berganti ke Abaqa Khan setelah Hulagu meninggal dunia pada 1265, dan berikutnya diganti kepada Arghun Khan pada 1284.

Perang Salib pun berlangsung sampai ke jilid delapan dan sembilan. Ilkhanat Mongol di Persia pun sempat terlibat sebagai sekutu Pangeran Edward I (kemudian menjadi raja). Namun lagi-lagi gagal, dibendung Dinasti Mamluk.

Barulah tahun 1300 Mongol kembali unggul, di bawah Ghazan Khan, penguasa yang merupakan cicit Genghis Khan yang mualaf. Awalnya pada pertengahan tahun 1299, mereka berhasil merebut kota utara Aleppo dari Dinasti Mamluk.

Ilkhanat Mongol akhirnya masuk ke Palestina. Beberapa ahli sejarah memperkirakan bangsa Mongol bergerak hingga Gaza, demi bisa menguasai Mesir. Kekuasaan mereka juga secara de facto berdiri di Yerusalem, tetapi pasukan Kristen masih memerintah.

Hal ini membuat beredar desas-desus di antara orang-orang Eropa, Mongol telah menguasai Tanah Suci. Cerita lain bahkan menyebut Mongol menunjuk raja baru dan telah menguasai Mesir untuk selanjutnya menuju ke Tunisia.

Padahal Kaisar Ghazan mengizinkan Yerusalem bisa dikunjungi orang Kristen, bahkan bersurat kepada Paus Bonifasius VIII. Sayangnya kabar bagus bagi umat Kristen ini berlangsung singkat. Rupanya, Mongol menarik pasukannya pada Februari 1300, dan umat Muslim kembali merebutnya pada bulan Mei.