Sargon dari Akkadia: Penguasa Terkuat dalam Sejarah Mesopotamia

By Galih Pranata, Sabtu, 3 Juni 2023 | 11:00 WIB
Penggambaran Sargon muda sebagai tukang kebun. Ia mengubah sejarah hingga menjelma menjadi raja terkuat sepanjang sejarah Mesopotamia. (Wikimedia Commons)

Nationalgeographic.co.id—Orang-orang yang kuat sering mengubah lintasan sejarah melalui inovasi dan cara berpikir yang di luar nalar. Seperti halnya dalam sejarah Mesopotamia, kerajaan pertama, dimulai dari penguasanya yang kuat.

Penguasa hebat nan kuat itu adalah Sargon dari Akkadia. Namanya telah tercatat dalam sejarah Mesopotamia sebagai pemimpin yang memulai perluasan dan perkembangan peradaban paling awal di bumi, Mesopotamia.

Mesopotamia merupakan sebuah wilayah historis di Asia Barat yang terletak pada daerah sistem dua sungai besar nan legendaris, Eufrat dan Tigris. Mesopotamia adalah tempat perkembangan terawal dari Revolusi Neolitikum sejak sekitar tahun 10.000 SM.

Kawasan ini tercatat sejarah sebagai tempat yang menginspirasi beberapa perkembangan terpenting dalam sejarah manusia, termasuk penemuan roda. Dalam sejarah Mesopotamia, kerajaan Akkadia menjadi yang terkuat sepanjang sejarah dengan rajanya, Sargon.

Sargon juga dikatakan sebagai penakluk kuat pertama yang tercatat sebagai kaisar secara de facto dalam sejarah Mesopotamia. Sepak terjangnya diperkirakan telah berhasil mendorong kemajuan peradabannya.

"Sebagai seorang perwira muda, dia memimpin pemberontakan yang menggulingkan raja Kish," tulis Khalid Elhassan kepada History Collection dalam artikel berjudul "History's Most Powerful Rulers" terbitan 29 Mei 2023.

Pertempuran demi pertempuran selalu dimenangkannya. Setelah kemenangan pasukan Sargon atas Kish, ia menuju ke utara, menaklukkan kota-kota dan merekrut lebih banyak lagi pasukan yang kuat. 

Kemudian, ia berbelok ke selatan untuk menaklukkan Sumeria kuno. Dia menghancurkan kekuatan gabungan dalam pertempuran yang menentukan.

Seorang komandan militer yang brilian, Sargon memperluas kekuasaannya hingga berdirinya Mesopotamia selatan, serta sebagian Suriah, Anatolia di Turki modern, dan Elam, di tempat yang sekarang menjadi Iran barat.

Kekaisaran Akkadia yang ia dirikan dianggap sebagai kekaisaran multinasional pertama dalam sejarah. "Ranah Sargon adalah entitas politik pertama yang dikelola secara efisien melalui penggunaan birokrasi dalam skala besar," imbuhnya.

Sargon dikenang sebagai seorang inovator di bidang propaganda, yang muncul dengan cerita asal yang sangat berbeda untuk mengumpulkan dukungan, dan untuk melegitimasi kuasanya untuk memerintah.

Sebelum Sargon, penguasa Sumeria percaya pada versi kuno bahwa kekuasaan datang dari wahyu Tuhan.

Untuk memisahkan diri dari rakyat jelata dan meninggikan diri mereka di atas massa, raja-raja Sumeria menegaskan suatu propaganda yang menyebut bahwa mereka sebenarnya dipilih oleh para dewa untuk memerintah.

Seperti yang terlihat di bawah, Sargon, sebagai politisi yang cerdik sekaligus pemimpin militer yang brilian, menghilangkan narasi itu. Baginya, untuk menuju ke tampuk kekuasaan, diperlukan usaha yang keras dan kecerdikan.

Di era Sargon, ada kesenjangan kekayaan yang besar dan semakin besar antara bangsawan yang kuat, yang menguasai tiga perempat tanah, dan massa pekerja yang mencari nafkah dari apa yang tersisa.

Sadar bahwa rakyat jelata membenci bangsawan yang eksploitatif, Sargon menampilkan dirinya sebagai raja yang berangkat dari rakyat jelata yang memiliki sifat rendah hati. Ia memulai propagandanya untuk menarik simpati rakyatnya.

Menurut The Legend of Sargon of Akkad, diceritakan dalam sebuah inskripsi kuno dari sekitar tahun 2300 SM, Sargon menampilkan dirinya sebagai seorang yatim piatu—anak haram dari seorang pendeta kuil, atau pelacur suci.

Lebih dari seribu tahun sebelum kisah Musa dalam Perjanjian Lama, Sargon menceritakan bahwa sebagai seorang bayi, ibunya telah menempatkannya dalam sebuah keranjang, dan membuatnya terapung-apung di Sungai Eufrat.

Ia mengaku ditemukan oleh seorang tukang kebun yang baik hati dari raja kota Sumeria, yang membesarkannya sebagai anak angkatnya. Sargon menampilkan dirinya sebagai bagian dari rakyat, yang membuatnya mendapatkan dukungan dari rakyat jelata.

Relief Mesopotamia yang menunjukan pentingnya pertanian dari sungai. (DEA/G. Dagli Orti/De Agostini)

Sayangnya, Sargon tampaknya telah mengecewakan rakyat jelata begitu ia mendapatkan kekuasaan dengan bantuan mereka. Pemerintahannya tidak selalu terkenang bagi rakyat-rakyatnya, karena dia menghabiskan banyak waktu untuk menumpas pemberontakan.

Tetap saja, dia mendirikan kerajaan yang kuat—yang pertama dalam sejarah—yang bertahan selama hampir dua abad. Suatu pencapaian yang lumayan untuk seorang raja yang mengaku anak yatim piatu yang ditelantarkan di sungai oleh ibunya.

Terlepas dari sebatas sejarah Mesopotamia, Sargon muncul sebagai tokoh legendaris dalam literatur Neo-Asyur dari abad ke-8 hingga ke-7 SM. Tablet dengan fragmen Legenda Kelahiran Sargon ditemukan di Perpustakaan Ashurbanipal .

Sargon tampaknya mempromosikan penggunaan bahasa Semit (Akkadia) dalam prasasti. Dia sering menyebut dirinya "raja Akkad" terlebih dahulu, setelah dia rupanya mendirikan kota Akkad.

Bagaimanapun, Sargon dikenal memulai membangun peradaban Akkadia yang kuat di kawasan Mesopotamia. Model kepemimpinannya ditiru oleh banyak penguasa dan kerajaan di masa-masa selanjutnya.

Sargon dalam kronik sejarah Mesopotamia, dianggap sebagai role-model oleh raja-raja Mesopotamia selama dua milenium setelah kematiannya.

Sebagaimana raja-raja Asyur dan raja-raja Babilonia akan mendasarkan bentuk pemerintahan kerajaan mereka di Mesopotamia, dengan melihat diri mereka sebagai pewaris kerajaan Sargon.