Nationalgeographic.co.id—Beo diketahui bisa meniru kata-kata yang diucapkan manusia. Mereka meniru kata-kata itu dengan suara mereka yang menggemaskan. Di sosial media, ada banyak rekaman burung beo mengucapkan "I love you (aku cinta kamu)", lengkap dengan suara "muah" seperti seseorang yang memberikan ciuman.
Meski beo adalah burung di dunia hewan yang mampu meniru suara manusia, tampaknya tidak mengerti kata-kata di baliknya. Mereka mungkin dapat memahami konteks saat manusia mengucapkan kata-kata tersebut.
Jika burung beo kerap mengatakan "halo" setiap mendengar suara orang yang hendak memasuki rumah. Yang mereka ketahui adalah kata tersebut sering diucapkan oleh manusia yang sering ia jumpai, bertemu dengan manusia lainnya ketika hendak masuk ke dalam rumah.
Di dunia hewan, kepintaran burung beo tidak hanya meniru bahasa, tetapi juga gerak-gerik dan aktivitas terkait kata yang sering didengarnya. Cara ini adalah kemampuan mimikri burung beo yang begitu canggih sehingga terdengar fasih.
Oleh karena itu, burung beo mungkin hanya bisa mengikuti kata yang dihasilkan pemiliknya atau petugas penangkarnya. Mereka pun tidak bisa mengetahui perbedaan dua atau lebih bahasa yang diucapkan manusia.
Jika Anda pergi ke Amerika dan berbicara atau melatih burung beo yang terbiasa dengan bahasa Inggris dengan bahasa Indonesia, mungkin kata yang dihasilkan bisa ditiru. Namun, ketika ia berinteraksi dengan banyak orang penutur bahasa Inggris, kata-kata Anda terselip dibalik penuturan bahasa Inggrisnya.
Studi eksperimen dari Harvard University di jurnal Behaviour tahun 2019 mengungkapkan, burung beo punya ingatan yang hampir sekuat manusia. Itu sebabnya ia juga bisa mengenali orang lain, situasi, dan burung beo lainnya yang ditemu sepanjang hidup.
"Burung dipisahkan dari kita oleh evolusi 300 juta tahun, dan otak mereka diatur secara berbeda dari kita," kata penulis pertama makalah Irene Pepperberg.
"Itulah mengapa ini sangat mengasyikkan - karena kami dapat menunjukkan bahwa Griffin (nama beo yang diteliti) bekerja pada level anak berusia lima tahun, pada tugas yang bahkan kera pun tidak akan berhasil."
Studi lainnya di tahun 2015 dalam jurnal PLOS ONE mengungkapkan bahwa otak burung beo punya kemampuan meniru suara karena pola ekspresi gen mereka pada otak. Struktur otak yang dimiliki burung beo berbeda dengan jenis burung penyanyi dan kolibiri yang juga punya kehebatan dalam olah vokal.
Para ilmuwan dalam studi itu membagi otak olah vokal burung beo menjadi beberapa bagian yang disebut 'inti" dan 'cangkang' atau cincin luar'. Bagian inti adalah pusat kontrol pembelajaran vokal, dan bagian cangkang menopang kemampuan tersebut.
Para peneliti membandingkan pola ekspresi gen di semua otak burung beo yang diteliti. Ternyata, pada spesies burung beo yang terkenal dapat meniru ucapan manusia, bagian cangkangnya relatif lebih besar.
Burung kea dari Selandia Baru adalah jenis burung beo paling kuno. Struktur cangkangnya ternyata belum sempurna yang menunjukkan bahwa pertumbuhan pada bagian tersebut baru muncul sekitar 29 juta tahun yang lalu.
Burung beo tidak hanya bisa mengikuti bahasa manusia, tetapi semua suara yang didengarnya. Anda mungkin pernah melihat bagaimana burung beo bisa berdansa dan menciptakan suara musik.
Hal itu disebabkan karena otak pembelajaran vokal burung beo terselip di area yang juga mengontrol gerakan.
"Dibutuhkan kekuatan otak yang signifikan untuk memproses informasi pendengaran dan menghasilkan gerakan yang diperlukan untuk meniru suara spesies lain," kata Mukta Chakraborty, penulis utama makalah dari Duke University.
Burung beo mungkin bisa belajar meniru kata-kata manusia dari burung beo lainnya. Akan tetapi, sesama burung beo tidak bisa berbicara dengan kata yang kita ucapkan kepada manusia lainnya.
Sementara di alam liar, ia menggunakan percakapan dengan kawan lainnya tetapi tidak dengan kata-kata yang dihasilkan manusia. Para ahli hewan percaya bahwa beo mungkin menciptakan nyanyian unik untuk mengenali satu sama lain.