Mitologi Inuit: Sosok Tupilaq yang Menyeramkan bagi Orang Eskimo

By Galih Pranata, Kamis, 8 Juni 2023 | 07:00 WIB
Tupilaq, boneka mistis yang disakralkan dalam tradisi orang Eskimo dan bagi mereka yang mempercayai mitologi Inuit ini. (Public Domain)

Nationalgeographic.co.id—Inuit dianggap sebagai kepercayaan. Terkadang ilmuwan juga menyebut mereka sebagai satu entitas kebudayaan yang tersebar dari Selat Bering, sebagian Greenland, hingga ke Kanada bagian Utara.

Bahasa Inuit adalah bagian dari bahasa Eskimo–Aleut, juga dikenal sebagai Inuit-Yupik-Unangan, dan juga sebagai Eskaleut. Inuit adalah keturunan orang Thule.

Thule adalah nenek moyang dari semua Inuit modern. Mereka berkembang di pesisir Alaska pada tahun 1000. Mereka berkembang ke arah timur melintasi Kanada bagian utara, mencapai Greenland pada abad ke-13.

Wajah mereka dikenal sangat mirip dengan Orang Asia Timur dan hal ini menjadi bukti bahwa Orang Asia sejak dahulu kala telah berimigrasi ke Benua Amerika.

Mereka juga memiliki bahasa isyarat. Bahasa Isyarat Inuit adalah isolasi bahasa yang terancam punah yang digunakan di Nunavut.

Mitologi Inuit menghadirkan beberapa kesamaan dengan agama-agama tertentu di sebagian besar wilayah dingin kutub. Praktik keagamaan tradisional Inuit membentuk sejenis perdukunan dengan animisme (binatang) sebagai dasar mitologinya.

Kosmologi Inuit bukanlah agama dalam pengertian teologis. Salah satu mitologi Inuit yang mistis dan menyeramkan adalah legenda tentang tupilaq, boneka maut yang disakralkan empunya dan sejumlah orang Eskimo yang mempercayainya. 

Seorang dukun membuat bonek tupilaq secara rahasia. Dalam mitologi Inuit, tupilaq adalah boneka mistis laiknya monster yang hidup nun menyeramkan. (Environmental & Society Portal)

Dalam kepercayaan dan mitologi Inuit—kepercayaan penduduk asli Greenland, Eskimo—tupilaq (tupilak) merupakan monster pembalasan yang dibuat oleh praktisi sihir atau seorang dukun.

Pada kenyataannya, tupilaq ini dibuat dengan menggunakan berbagai objek seperti bagian organ dari tubuh hewan (tulang, kulit, rambut, otot), atau bahkan ada juga yang diambil dari mayat anak-anak manusia.

Dalam mitologi Inuit, benda yang disakralkan itu diberi kehidupan melalui nyanyian dalam suatu ritual khusus. Tupilaq kemudian ditempatkan di laut untuk mencari dan menghancurkan musuh orang-orang Eskimo.

"Penggunaan tupilaq dianggap berisiko," tulis Inge Kleivan dan Birgitte Sonne dalam jurnal Iconography of Religions berjudul Eskimos - Greenland and Canada yang diterbitkan pada tahun 1985.

Dikatakan berisiko karena jika tupilaq dikirim untuk menghancurkan seseorang yang memiliki kekuatan magis lebih besar dari sang pembuat tupilaq, maka tupilaq dapat dikirim kembali untuk membunuh pembuatnya.

Tupilaq dibuat secara rahasia, di tempat terpencil dan dari bahan yang mudah rusak, tidak ada yang diawetkan hingga menjadi lebih kokoh. Namun, pengunjung Eropa awal ke Greenland, terpesona oleh legenda asli penduduk asli ini.

Orang Inuit memulai untuk mengukir representasi tupilaq dari gigi paus sperma. Membuat ikatan hewan, ke dalam tubuh tupilaq yang seolah-olah bernyawa.

Dalam mitologi Inuit, pembuatan tupilaq paling sering dimulai pada malam hari, karena dibuat secara rahasia. Dukun (angakkuq) akan mengenakan anorak ke belakang, dengan tudung menutupi wajah mereka.

Pada saat pembuatannya, angakkuq akan melakukan kontak seksual dengan tulang yang digunakan untuk membuat tupilaq, melantunkan nyanyian-nyanyian selama proses pembuatannya, yang bisa memakan waktu beberapa hari.

Bagi mitologi Inuit, tupilaq dikenal sebagai roh misterius yang menyeramkan. Saat ini, ketika kata 'tupilak' disebutkan, mayoritas orang berpikir tentang sosok kecil yang diukir di gigi, tulang atau batu.

Sosok ini kemudian dianggap menyeramkan karena "dijadikan rumah bagi arwah dengan melantunkan mantra di atasnya," tulis reponden Visit Greenland dalam artikel berjudul Greenland Tupilak yang diterbitkan 6 Agustus 2017.

Umumnya pengukiran sosok tupilaq dilakukan pada gigi paus yang besar, atau tulang belulang. Penggambaran wajahnya pun menyeramkan, membuat sejumlah orang yang berpedoman pada mitologi Inuit, sebagai "monster kecil."

Dalam beberapa kebudayaan di Greenland dan ragam mitologi Inuit, tupilaq kerap digambarkan dengan detail yang berbeda-beda. Sebut saja dalam kepercayaan Igloolik, sosok ini dianggap tak kasat mata.

Tupilaq direpresentasikan ke dalam wujud hantu yang tak kasat mata. Hanya dukun yang bisa menyadari keberadaannya. Ia bagaikan jiwa orang mati, yang menjadi gelisah karena melanggar beberapa pantangan kematian.

Tapi secara umum di Greenland, tupilaq umumnya diwujudkan dalam benda nyata buatan manusia. Benda mistis ini dibuat oleh orang-orang untuk merugikan musuh mereka. Wujudnya seperti boneka, tetapi dianggap memiliki kekuatan magis.

Tupilaq (Tupilak) dalam budaya populer sebagai representasi mitologi Inuit. (Wikimedia Commons)

Ketika para penjelajah pertama kali mulai datang ke Greenland, mereka mendengar tentang keberadaan boneka mistis penghancur roh yang menakutkan dalam mitologi Inuit.

Wisatawan dan akademisi sangat tertarik untuk mencari tahu lebih banyak tentang tupilaq. Hal ini yang mendorong penduduk setempat membuat representasi visual dengan mengukir boneka sakral nun menyeramkan itu dari tulang dan kayu.

Para pengunjung sangat ingin membeli pahatan, meskipun tidak otentik digunakan sebagai ritus sakral, melainkan hanya berupa barang dagangan Greenland yang bersifat komersil, laiknya merchandise.

Hal itu tetaplah menarik perhatian para pengunjung yang datang ke Greenland untuk menjumpai langsung mitologi Inuit yang unik ini. Beberapa seniman masa kini juga memanfaatkan mitologi Inuit ini dengan membuat bidak catur dengan tupilak sebagai inspirasinya.