Perang Salib keempat tampaknya merupakan kesempatan yang baik untuk akhirnya melumpuhkan Konstantinopel sebagai pesaing perdagangan.
Selain itu, Paus akan mencapai supremasi Gereja barat untuk selamanya, para ksatria Tentara Salib juga dapat membalas dendam pada Bizantium, yang dianggap bermuka dua pada Perang Salib sebelumnya.
Tidak hanya itu, Tentara Salib juga pasti akan mendapatkan banyak harta dan barang rampasan dari kekayaan gereja-gereja Bizantium, kemudian dapat membayar sisa Perang Salib saat ia bergerak ke Yerusalem.
Kerumitan Perang Salib Keempat
Menurut Britannica, Perang Salib Keempat telah rusak sejak awal tujuannya. Selain harus membayar Venesia atas pengiriman sebagian besar tentara salib ke arah timur, Tentara Salib juga diwajibkan merebut Zara di Laut Adriatik dari Hongaria Kristen atas nama Venesia.
Sementara itu pangeran Bizantium yang diasingkan, yaitu Alexius menawarkan hadiah uang tunai jika dia ditempatkan di tahta Bizantium.
Oleh karena itu, tentara salib berlayar ke Konstantinopel dan pada Juli 1203 mengangkat Alexius sebagai kaisar. Pada Februari 1204 kaisar baru dibunuh dan digantikan oleh punggawa Alexius Ducas, yang menyuruh tentara salib pergi.
Tentara salib menanggapi dengan mengepung Konstantinopel. Serangan pertama terhadap pertahanan kota berhasil dipukul mundur dengan kerugian besar, tetapi pada 12 April 1204 tentara salib berhasil menjatuhkan Konstantinopel dan menjarah harta gereja-gereja Bizantium.
Ini mungkin sangat kontroversial dan di luar perkiraan. Tapi pada akhirnya, itulah yang terjadi dengan kenyataan bahwa Perang Salib Keempat berakhir dengan jatuhnya ibu kota Bizantium dan Yerusalem ditinggalkan untuk kemudian hari.
Peristiwa tersebut menjadi puncak Perang Salib keempat, sejarah Perang Salib yang paling terkenal. Meski setelahnya Perang Salib masih terus berlanjut, tapi kampanye dan dukungan terhadap perang salib telah menurun drastis, menyisakan kampanye-kampanye kecil.