Nationalgeographic.co.id—Pada 10 Agustus 2017, momen di mana Museum Kereta Api di Utrecht menandai tepat 150 tahun kereta api beroperasi di Hindia Belanda.
Pada 10 Agustus 1867, kereta api pertama di Jawa beroperasi dari Semarang menuju Tanggoeng.
"Alasan Museum Kereta Api di Utrecht mengkaji dan menampilkan sejarah perkeretaapian Hindia Belanda (sekarang Indonesia) karena sejarahnya yang panjang," tulis Yuri Visser
Yuri Visser menulisnya kepada Historiek dalam artikel berjudul Spoorwegmuseum maakt tentoonstelling over spoorwegen Indonesië terbitan 26 Januari 2017.
Sejarah perkeretaapian yang cukup panjang itu akan dibuktikan dengan pameran bertajuk "Traces of Smaragd" yang berlangsung pada 6 Juli hingga November 2017.
Pameran ini telah menampilkan gerbong tua dari kereta Hindia Belanda yang beroperasi sekitar 1882.
Dalam perjalanannya, sejarah perkeretaapian di Hindia Belanda dimulai dari perusahaan kereta api Nederlandsch Indische Spoorwegmaatschappij (NIS).
Mereka memulai pengoperasian kereta dengan pembukaan jalur kereta api pertama di Hindia Belanda.
"Jalur kereta api pertama di Nusantara, membentang antara kota pelabuhan Semarang dan Tangoeng pada 10 Agustus 1867," imbuh Yuri dalam artikelnya. Setelahnya, trayek kereta api mulai luas dikembangkan di Jawa.
Di Hindia Belanda, Agrarische Wet 1880 tampaknya berimbas pada peningkatan pendapatan pemerintah kolonial. Tanpa disadari, secara perlahan, mendorong masuknya pemerintahan liberal.
Keberhasilan ini lantas membawa kehidupan masyarakat ke fase baru. Perkebunan (onderneeming) dan pertambangan jadi motor yang digunakan pemerintah Belanda sebagai komoditas ekspor pemerintah kolonial.
"Sebagai penunjang bagi perkembangan perkebunan dan pertambangan yang pesat maka pemerintah Belanda telah membangun berbagai prasarana sebagai alat transportasi," tulis Yusi Ratnawati.