Arsuf, Kekalahan yang Tak Disangka Saladin dalam Sejarah Perang Salib

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Senin, 12 Juni 2023 | 19:00 WIB
Pertempuran Arsuf adalah babak paling menentukan dalam sejarah Perang Salib Ketiga. Saladin tidak menyangkan formasinya bisa dipatahkan oleh tentara salib. (Eloi Firmin Feron)

Nationalgeographic.co.id—Pertempuran Arsuf merupakan salah satu babak yang menegangkan dalam sejarah Perang Salib Ketiga. Hasil dari pertempuran ini adalah kekalahan besar bagi Salahuddin al-Ayubi (Saladin), dan kemenangan oleh Richard I dari Inggris yang telah belajar dari pertempuran sebelumnya.

Tentara Salib saat itu telah berhasil mengepung kota Acre pada Juli 1191, dan melanjutkan ekspedisinya ke selatan. Tujuan utama mereka adalah merebut kembali Yerusalem, setelah dikuasai Kekaisaran Ayyubiyah tahun 1187 dalam Perang Salib Kedua.

Sebelum menuju Yerusalem, tentara Salib yang dipimpin Richard I harus merebut Jaffa. Hal ini harus dilakukan agar pesisir Palestina bisa dikuasai. Di pengepungan Acre sebelumnya, tentara Salib telah berhasil merebut armada perang Saladin dari Mesir.

Ekspedisi ke selatan ini harus dilakukan secara hati-hati oleh Richard I. Dia belajar bagaimana tentara salib mengalami kekalahan besar di Hattin yang berada dekat dengan Tiberias pada Juli 1187. 

Supaya memastikan persediaan makanan dan minuman memadai tersedia, Tentara Salib harus menyisiri pesisir. Rombongan tentara salib ini membuat formasi ketat dengan infanteri di sisi darat, melindungi kavaleri berat dan kereta bagasi di arah dekat laut.

Dengan demikian, Saladin harus menghentikan upaya Richard I menguasai Jaffa. Semua pasukannya ditarik setelah Acre jatuh di tangan tentara salib, dan memobilisasi pergerakan musuh yang menyisiri pesisir Palestina, dari arah lebih ke daratan.

Saladin tahu bahwa kelemahan tentara salib adalah ketidakdisiplinan dari apa yang dialami dalam sejarah Perang Salib sebelumnya. Ekspedisi Saladin yang membuntuti rombongan tentara salib sempat beberapa kali membuat serangkaian serangan gertakan dengan panah. Jika serangan berhasil, formasi rombongan tentara salib berantakan, dan kavaleri bisa menyapu mereka.

Serangan gertakan itu tidak mempan, pasukan Richard I berhasil menangkisnya. Tentara salib juga membalas tembakan panah itu.

Dalam sejarah Perang Salib disebutkan, zirah tentara salib tebal, tertutup, dan bahannya kuat. Serangan panah dari Kekaisaran Ayyubiyah hanya tertancap, tetapi tidak melukai tentara salib. Nasib yang berbeda pada pasukan Kekaisaran Ayyubiyah, banyak yang tewas dan terluka akibat tembakan panah orang Franka.

Di desa pesisir Kaisarea tanggal 30 Agustus 1191, rombongan belakang Richard I masih dalam situasi kerepotan akibat serangan, dan membutuhkan bantuan. Rombongan sempat terhenti sejenak di sini.

Alih-alih menyerang langsung, Saladin memilih bersiap di dekat kota Arsuf yang berada di utara Jaffa. Pasukan Kekaisaran Ayyubiyah ini membentuk formasi menghadap ke arah pesisir. Formasinya terbentang dari Hutan Arsuf hingga perbukitan di selatan, dengan hanya sekitar tiga kilometer dari pantai.

Sebuah ubin memuat gambar Richard I, Raja Inggris di sebelah kiri dan Saladin (Salahuddin al-Ayyubi) di sebelah kanan dalam pertempuran berkuda dalam sejarah Perang Salib Ketiga 1191 (Pertempuran Arsuf). (Photos.com/Getty Images)