Masyarakat di Kekaisaran Bizantium dan Eropa Barat punya perbedaan dalam kepemelukan agama. Eropa Barat lebih cenderung dipengaruhi oleh Kekristenan Katolik, sementara di Bizantium cenderung Kristen Ortodoks.
Alih-alih terpecah karena masalah sejarah dan politik, pesan angkat senjata dari Paus Urbanus II disambut oleh kalangan Kristen di Eropa Barat.
Di sinilah, sejarah Perang Salib Pertama berkobar. Maka, Kaisar Romawi Suci, Frederick II mempersiapkan pasukannya untuk ekspedisi ke Timur Tengah ini.
Sebenarnya, dalam periode masa itu tidak menengal istilah "Perang Salib". Kampanye militer oleh kalangan Eropa Barat lebih menyebutnya sebagai iter dan peregrinatio (perjalanan dan ziarah).
Pada masa-masa berikutnya, istilah Perang Salib sering diidentifikasi sebagai kampanye militer yang dikomando oleh Paus untuk melawan kaum kafir, bidah, dan tujuan keagamaan lainnya.
Oleh karena itu, ketika kelak Eropa Barat menyerang Kekaisaran Bizantium tahun 1204, disebut juga sebagai Perang Salib Keempat.
Perang Salib Pertama
Sejarah Perang Salib Pertama dimulai dengan terbentuknya empat pasukan Tentara Salib.
Pasukan mereka berasal dari berbagai wilayah di Eropa Barat, dipimpin oleh Raymond dari Saint-Gilles, Godfrey dari Bouillon, Hugh dari Vermandois, dan Bohemond dari Taranto.
Kelompok ini berangkat ke Kekaisaran Bizantium pada Agustus 1096.
Di saat bersamaan, kelompok dari kalangan rakyat jelata yang kurang terorganisasi justru berangkat duluan ke medan perang.