Surat ini menunjukkan bahwa mereka dikontrol dengan ketat oleh tuan dan majikan mereka. Mereka harus meminta izin untuk mengunjungi kota setempat dan hanya bisa minum tiga cangkir sake.
Para pengikut hanya bisa mandi air panas dengan anggota klan mereka. Gulat sumo dilarang, dan bahkan menonton pertandingan gulat adalah pelanggaran yang bisa dihukum.
Perkelahian dilarang keras dan mereka yang terlibat di dalamnya dapat dihukum mati.
Apa pun yang dapat menyebabkan konflik antar klan atau mengizinkan anggota daimyo yang berbeda untuk bersatu untuk berkonspirasi dilarang keras.
Aturan ini memberikan wawasan baru tentang tahun-tahun saat Edo Jepang bertransisi dari perang saudara ke masa damai dan kemakmuran yang panjang bagi Kekaisaran Jepang. Disiplin diberlakukan bagi setiap warga dan samurai untuk mencegah persekongkolan dan perang pada periode Sengoku.
Langkah-langkah keras ini sebagian besar berhasil, dan Jepang memasuki periode stabilitas yang berkepanjangan yang berakhir pada tahun 1867 ketika kapal perang logam Amerika meruntuhkan isolasi Edo Jepang dari dunia luar.
Eurekalert melaporkan bahwa surat tersebut “dengan jelas menyampaikan aspek masyarakat samurai selama peralihannya dari masa perang menuju perdamaian dan kemakmuran”.
Gambar digital dari dokumen tersebut telah dipublikasikan di situs web Kumamoto University. Surat kuno itu telah menjadi bagian cerita dari sejarah Kekaisaran Jepang.