Sejarah Andalusia, Berdirinya Provinsi Kekaisaran Umayyah di Eropa

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Kamis, 15 Juni 2023 | 16:00 WIB
Istana Alhambra di Granada, Spanyol. Istana ini adalah peninggalan kekuasaan peradaban Islam dalam sejarah Andalusia di bawah Kekaisaran Umayyah. (Jebulon/Wikimedia)

Nationalgeographic.co.id—Tujuh abad lamanya, Semenanjung Iberia dikuasai oleh berbagai dinasti peradaban Islam. Ada banyak peninggalan jejak peradaban Islam yang pernah bercokol di negeri yang kini menjadi Spanyol.

Peradaban Islam bahkan pernah menguasai seluruh Semenanjung Iberia dengan menamainya dataran al-Andalus atau Andalusia. Sementara pada peradaban sebelumnya, ketika Romawi sedang jaya-jayanya, negeri ini disebut sebagai Hispania.

Ketika Romawi jatuh, Hispania menjadi negara merdeka yang disebut Kekaisaran Visigoth. Mereka adalah bangsa Jermanik yang mengeklaim mewarisi kedaulatan Kekaisaran Romawi Barat, setelah kejatuhan tahun 476 M.

Dalam sejarah Andalusia, penguasaan pertama peradaban Islam berawal pada abad kedelapan oleh bangsa Moor. Mereka adalah bangsa yang berasal dari Maroko di bawah Kekaisaran Umayyah. Bangsa Moor berhasil menaklukkan kawasan Visigoth di Iberia dalam waktu kurang dari satu dekade.

Hanya sedikit sumber yang bisa menjelaskan bagaimana sejarah Kekaisaran Umayyah bisa menguasai Iberia dalam waktu singkat. Tidak ada catatan dari kalangan muslim yang tersedia dari periode Kekaisaran Umayyah, sedangkan sumber kristen Visigoth agak kabur. Sejarah Andalusia pun dimulai di sini.

Tariq bin Ziyad adalah seorang gubernur di Tangiers, Maroko, di bawah kepemimpinan Kekaisaran Umayyah. Disebutkan, Tariq bin Ziyad memimpin pasukannya menuju Semenanjung Iberia karena bantuan bangsawan Visigoth yang berkhianat. (Theodor Hosemann)

Sumber mengenai keberadaan peradaban Islam di Spanyol justru baru jelas di abad kesembilan. Yang mencatatnya adalah sejarawan periode Kekaisaran Abbasiyah, Ibnu Abdul Hakam (801-871 M) dari Mesir. 

Abdul Hakam menjelaskan, bangsawan Visigoth bernama Julian meminta bantuan dan mendekati Tariq bin Ziyad dan Gubernur Tangier di bawah Kekaisaran Umayyah.

Julian mengadu bahwa putrinya diperkosa oleh Roderikus, raja Visigoth (memerintah 710-711).

Julian dendam, tetapi tidak mampu menghukum raja, sehingga meminta bantuan ke kekaisaran tetangga di Afrika Utara.

Singkatnya, dia mengundang Kekaisaran Umayyah untuk menginvasi Visigoth untuk menghancurkan Roderikus. 

Julian bercokol di benteng Ceuta, sebuah benteng di Afrika Utara yang sampai sekarang masih milik Spanyol.