Sebelas Spesies Burung Baru di Indonesia, Apa Pentingnya Bagi Manusia?

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Jumat, 16 Juni 2023 | 16:00 WIB
Salah satu spesies baru yang muncul di langit Indonesia adalah cikalang christmas (Fregata andrewsi). Ada 11 spesies burung baru di Indonesia yang teridentifikasi tahun ini, tujuh di antaranya asli Indonesia. (Kukuh Akhfad/Burung Indonesia)

Nationalgeographic.co.id—Keragaman spesies Indonesia bertambah menjadi 1826 spesies tahun ini. Burung Indonesia dalam laporannya Juni ini, keanekaragaman burung di Indonesia tahun 2023 bertambah sebanyak sebelas spesies, dan terdapat pengurangan tiga spesies.

Conservation Partnership Adviser Burung Indonesia Ria Saryanthi menjelaskan, penemuan ini mengungkapkan jumlah burung endemis di Indonesia menjadi 541 spesies.

Tujuh dari sebelas spesies burung baru di Indonesia ini masuk ke catatan sebagai hasil pemecahan taksonomi—bukan karena selama ini tidak terlihat.

Hal itu diungkap karena adanya deskripsi spesies baru yang selama ini berbeda dari spesies lainnya. "Data dan informasi dari status burung di Indonesia ini didapatkan dari berbagai sumber yang terpublikasi dan dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya," kata Ria saat dihubungi National Geographic Indonesia pada Jumat, 16 Juni 2023.

Ria menuturkan, pihak Burung Indonesia menggali hasil laporan dari jurnal ilmiah, data dari platform sains warga seperti eBird, laporan pengamatan dari pengamat burung sejawat, dan sejenisnya. Temuan itu ditambah dari verifikasi spesies baru dengan meninjau catatan burung dunia yang sudah dipublikasikan oleh BirdLife & Handbook of the Birds of the World tahun 2022.

Selama ini, revisi taksonomi burung masih menjadi faktor utama terjadinya penambahan spesies di Indonesia. Sebelumnya pada tahun 2022, burung di Indonesia sebanyak 1818 spesies dan 534 spesies endemis.

Sebelas spesies yang bertambah di tahun ini tujuh di antaranya memiliki persebaran terbatas di kawasan Indonesia.

Sementara tujuh spesies endemis Indonesia adalah ceret buru (Locustella disurbans) yang endemis di Pulau Buru, ceret seram (Locustella musculus) sebagai endemis Pulau Seram, cikrak sulawesi (Phylloscopus nesophilus), kacamata wangi-wangi (Zosterops paruhbesar) di Pulau Wangi-wangi, kacamata wakatobi (Zosterops flavissimus), burung-madu wakatobi (Cinnyris infrenatus), dan cabai flores (Dicaeum rhodopygiale).

Disimpulkan, dalam penambahan spesies ini, berada di kawasan Wallacea (Indonesia tengah). Dua di antaranya juga tersebar di Pulau Jawa, Bali, dan Sumatera.

Dengan perubahan ini memantapkan posisi Indonesia sebagai negara dengan jumlah spesies burung endemis terbayak di dunia. Hal ini sekaligus menambah pemahaman masyarkat tentang keanekaragaman spesies burung di Indonesia.

Status berbagai spesies burung di Indonesia tahun 2023 dengan masing-masing status konservasinya. (Burung Indonesia)

"Burung bisa memberikan manfaat secara langsung maupun tidak langsung [bagi manusia]. Manfaat secara langsung dapat dilihat melalui perwujudan kenikmatan mendengarkan kicauan burung, khususnya burung yang di alam. Mendengarkan suara burung dari habitat aslinya dapat membawa ketenteraman sekaligus menambah estetika bagi alam," lanjutnya.