Sejarah Perang Salib: Dampak dan Imbas pada Eropa dan Gereja Katolik

By Ricky Jenihansen, Senin, 19 Juni 2023 | 08:00 WIB
Kembalinya Tentara Salib oleh Karl Friedrich Lessing, 1808–1880 M. Sejarah Perang Salib terus bergulir dan menyebar ke seluruh Eropa. (Karl Friedrich Lessing)

Yaitu jika seseorang tidak dapat atau tidak ingin mengikuti perang salib secara langsung, mereka harus memberikan bantuan materi kepada orang lain yang melakukannya dan mereka akan mendapatkan manfaat spiritual yang sama.

Gagasan ini diperluas oleh Gereja Katolik untuk menciptakan seluruh sistem indulgensi berbayar, sebuah situasi yang berkontribusi pada munculnya Reformasi pada abad ke-16 Masehi.

Kekaisaran Bizantium

Sementara itu, sejarah Perang salib telah menyebabkan putusnya hubungan barat dan Kekaisaran Bizantium. Pertama, ada kengerian Kekaisaran Bizantium pada kelompok prajurit yang sulit diatur yang menyebabkan malapetaka di wilayah mereka.

Setiap wilayah Kekaisaran Bizantium yang dilewati Tentara Salib selalu terjadi perampasan dan pemerkosaan. Tentara Salib mulai dianggap sebagai gangguan bagi Kekaisaran Bizantium.

Pecah pertempuran antara tentara salib dan pasukan Bizantium adalah hal biasa, dan ketidakpercayaan serta kecurigaan atas niat mereka tumbuh. Itu adalah hubungan yang merepotkan yang semakin memburuk, dengan tuduhan tidak ada pihak yang berusaha keras untuk membela kepentingan pihak lain.

Situasi memuncak saat terjadi penjarahan Konstantinopel yang mengejutkan pada 1204 M selama Perang Salib Keempat. Saat itu tidak hanya terjadi penjarahan harta, tapi juga perampasan peninggalan seni dan agama Kristen Ortodoks oleh kekuatan Eropa.

Kekaisaran menjadi sangat lemah sehingga hanya bisa memberikan sedikit perlawanan terhadap Turki Ottoman pada tahun 1453 M.