Kusanagi, Pedang Warisan Dewi Amaterasu untuk Kekaisaran Jepang

By Sysilia Tanhati, Senin, 19 Juni 2023 | 07:00 WIB
Kusanagi-no-Tsurugi adalah pedang legendaris di Kekaisaran Jepang. Pedang ini merupakan salah satu dari tiga Imperial Regalia dan dikatakan mewakili keberanian. (Public Domain)

Nationalgeographic.co.id—Kusanagi-no-Tsurugi adalah pedang legendaris di Kekaisaran Jepang. Pedang ini merupakan salah satu dari tiga Imperial Regalia dan dikatakan mewakili keberanian. Dua objek regalia lainnya adalah Yata-no-Kagami (cermin yang mewakili kebijaksanaan) dan Yasakani-no-Magatama (permata yang mewakili kebajikan).

Karena hubungannya dengan kekaisaran, Kusanagi terkadang dibandingkan dengan Excalibur. Menurut legenda, pedang ini diberikan oleh Dewa Susanoo untuk Dewi Matahari Amaterasu. Susanoo sang dewa badai dikisahkan kerap membuat masalah dan membuat kesal saudara perempuannya, Amaterasu. Kusanago diberikan pada Amaterasu sebagai simbol perdamaian.

Pedang itu kemudian diberikan oleh Amaterasu kepada cucunya Ninigi yang merupakan nenek moyang pertama keluarga Kekaisaran Jepang. Kusanagi menjadi bagian dari regalia kekaisaran dan kini disimpan di Kuil Atsuta dekat Nagoya.

Namun, tampaknya tidak ada orang yang benar-benar melihat pedang tersebut. Maka tidak heran jika muncul banyak pertanyaan mengenai keberadaannya.

Yamata-no-Orochi, naga berkepala delapan

Kusanagi awalnya dikenal sebagai Ame-no-Murakumo-no-Tsurugi (artinya 'Pedang Pengumpul Awan Langit'). “Asal-usulnya berkaitan dengan naga legendaris berkepala delapan,” tulis Wun Mingren di laman Ancient Origins.  

Naga, yang dikenal sebagai Yamata-no-Orochi, meneror sebuah keluarga kaya di Provinsi Izumo. Selama bertahun-tahun, naga itu memakan tujuh dari delapan anak perempuan keluarga itu. Akibatnya, kepala keluarga memutuskan untuk meminta bantuan Susanoo, dewa laut dan badai Shinto. Dewa itu segera menyerang Orochi, meski gagal mengalahkannya dan harus mundur.

Susanoo melawan naga berkepala delapan yang kerap mengganggu satu keluarga. Setelah berhasil membunuh sang naga, pedang Kusanagi muncul dari ekornya yang dipotong. (Kuniteru I)

Susanoo kemudian membuat rencana untuk mengalahkan naga itu. Dalam salah satu versi legenda, Susanoo melakukan tawar-menawar dengan keluarga itu. Hasilnya, putri terakhir akan menjadi pengantin wanita jika sang dewa berhasil membunuh makhluk tersebut.

Lalu rencana Susanoo adalah membuat masing-masing dari delapan kepala Orochi mabuk, setelah itu dia akan menyerangnya. Ia pun menyiapkan delapan mangkuk raksasa berisi sake (arak beras Jepang). Mangkuk itu diletakkan di tempat akan dilewati monster itu.

Orochi jatuh ke dalam jebakan. Saat sedang mabuk dan tertidur, Susanoo mengambil kesempatan untuk menyerangnya. Dewa itu memenggal setiap kepala naga itu, lalu memotong ekornya. Di dalam ekor monster itu, sang dewa menemukan sebuah pedang, Kusanagi.

Susanoo tidak menyimpan pedangnya terlalu lama. Meski dewa, Susanoo dikisahkan telah diasingkan sejak lama. Mitologi Jepang juga menyatakan bahwa ada persaingan antara Susanoo dan saudara perempuannya, Dewi Amaterasu. Oleh karena itu, Susanoo memutuskan untuk mempersembahkan Kusanagi kepadanya. Tujuannya agar dapat berhubungan baik dengannya dan mengakhiri pengasingan Susanoo.

Cucu Dewi Matahari Amaterasu yang membawa kusanagi ke Bumi

Ninigi-no-Mikoto adalah dewa dalam mitologi Jepang. Cucu dewi matahari Amaterasu, Ninigi dianggap menurut mitologi Jepang sebagai kakek buyut kaisar pertama Jepang, Kaisar Jimmu.

Amaterasu mengirim Ninigi untuk memerintah Kekaisaran Jepang setelah ayahnya menolak tawaran tersebut.

Tiga pusaka suci yang dibawa bersama Ninigi dari Surga dan keturunan dewa membentuk Keluarga Kekaisaran Jepang. Salah satu pusaka suci itu adalah pedang Kusanagi.

Kisah Yamato Takeru di Kekaisaran Jepang

Kusanagi diyakini telah diberikan oleh pendeta Amaterasu kepada Yamato Takeru, putra Kaisar Keiko. Pada saat itulah Kusanagi mendapatkan namanya yang sekarang.

Menurut salah satu cerita, sang pangeran sedang dalam perjalanan berburu ketika saingannya membakar rumput kering di sekitarnya. Menggunakan pedang yang diberikan kepadanya oleh Amaterasu, Yamato Takeru memotong rumput yang terbakar, dan mengirimkan api ke arah lawannya. Oleh karena itu, nama Kusanagi diberikan pada pedang tersebut. “Kusanagi artinya pedang pemotong rumput,” ujar Mingren.

Ada sejumlah cerita seputar Kusanagi setelah kepemilikannya oleh Yamato Takeru. Pada abad ke-14 The Tale of the Heike, misalnya, Kusanagi dikatakan hilang setelah pertempuran laut. Replika pun dibuat, dicuri, dan hilang ketika anggota saingan keluarga Kekaisaran Jepang mengajukan tawaran untuk merebut takhta Jepang.

Kusanagi yang tak pernah terlihat di Kekaisaran Jepang

Saat ini, Kusanagi diyakini disimpan di Kuil Atsuta, sebuah kuil Shinto di Nagoya. Namun keberadaannya di sana tidak dapat dipastikan. Pasalnya, tidak ada orang yang hidup hari ini yang pernah melihat pedang tersebut. Bahkan Kaisar Jepang saat ini diyakini belum pernah melihat Kusanagi.

Pedang ini digunakan dalam upacara penobatan Kaisar Jepang dan terakhir kali dilakukan pada tahun 2019. Kaisar Naruhito menerima pedang tersebut, meski dirahasiakan.

Saat ini, Kusanagi diyakini disimpan di Kuil Atsuta, sebuah kuil Shinto di Nagoya. Namun keberadaannya di sana tidak dapat dipastikan. Pasalnya, tidak ada orang yang hidup hari ini yang pernah melihat pedang tersebut. (Bariston)

Mungkin ada alasan bagus mengapa Kusanagi dijauhkan dari pandangan manusia. Selama periode Edo, seorang pendeta dikatakan telah melihat pedang tersebut dan menulis deskripsinya.

Deskripsi pendeta itu, “Sebuah kotak batu berada di dalam kotak kayu dengan panjang 150 cm. Tanah liat merah dijejalkan ke dalam celah di antara keduanya. Di dalam kotak batu itu terdapat batang pohon kamper berlubang, berfungsi sebagai kotak lain, dengan interior berjajar dengan emas. Di atasnya diletakkan sebilah pedang."

Dia melanjutkan, "Tanah liat merah juga dijejalkan di antara kotak batu dan kotak pohon kapur barus. Panjang pedang itu sekitar 82 cm. Bilahnya menyerupai daun calamus. Bagian tengah pedang memiliki ketebalan pegangannya sekitar 18 cm dengan tampilan seperti tulang ikan. Pedang itu dibuat dengan warna putih metalik dan terawat dengan baik.”

Setelah mendeskripsikan apa yang ia lihat, pendeta itu pun meninggal. Kematiannya diduga disebabkan oleh kutukan yang berhubungan dengan pedang.

Selain itu, pedang tersebut dikatakan awalnya disimpan di Istana Kekaisaran Jepang. Selama abad ke-7 Masehi, pedang disalahkan atas penyakit kaisar dan kematiannya. Oleh karena itu, Kusanagi dikirim ke Kuil Atsuta untuk dijaga hingga kini.

Apakah Kusanagi benar-benar ada atau hanya mitos belaka?