Kisah Unik Seorang Inggris yang Menjadi Samurai di Kekaisaran Jepang

By Utomo Priyambodo, Selasa, 20 Juni 2023 | 10:00 WIB
Ilsutrasi samurai bermata biru dan berkulit putih di Kekaisaran Jepang. Sejarah mencatat kisah William Adams, pelaut Inggris yang jadi samurai di Kekaisaran Jepang. (Pxfuel)

Nationalgeographic.co.id—Sejarah dunia menyimpan banyak kisah unik, antara lain terkait samurai di Kekaisaran Jepang.

Ternyata, tidak semua samurai di Kekaisaran Jepang merupakan asli orang Jepang, ada juga yang dari luar negeri matahari terbit itu.

Salah satu samurai "impor" yang terkenal adalah William Adams. Kisah petualangan penuh aksi dari kehidupan nyata William Adams diabadikan dalam novel James Clavell berjudul Shōgun.

Cerita hidup pelaut Inggris abad ke-17 itu juga diabadikan dalam serial TV terkenal tahun 1980-an dengan judul yang sama dan dibintangi oleh Richard Chamberlain.

Menurut artikel Evening Independent tahun 1980-an, Clavell mengatakan bahwa ia membaca kalimat di buku teks putrinya yang menyatakan bahwa "pada tahun 1600, seorang Inggris pergi ke Jepang dan menjadi seorang samurai." Kalimat itu telah menginspirasinya untuk menulis novel itu.

Meskipun kisah hidup William Adams didokumentasikan dengan baik, tempat peristirahatan terakhirnya tetap menjadi misteri arkeologi selama lebih dari empat abad.

Namun, para tahun 2019 tim arkeolog menggali kuburan di pulau Hirado, di prefektur Nagasaki Jepang, punya alasan untuk percaya bahwa mereka akhirnya menemukan jasad William Adams.

William Adams lahir pada tahun 1564 Masehi. Setelah dewasa, William Adams kemudian mendarat di Jepang pada tahun 1600 Masehi, dalam perjalanannya ke Dunia Baru dengan konvoi Belanda yang nahas.

Kronologinya, pada tahun 1598 Masehi, William Adams bergabung dalam pelayaran lima kapal Belanda di Rotterdam.

Kapal-kapal itu digutasi dalam misi pencarian kekayaan Dunia Baru yang tak terhitung.

William Adams adalah salah satu awak kapal yang selamat yang terdampar di pantai Jepang.

William Adams ia kemudian ditahan di Kastel Osaka oleh Tokugawa Ieyasu, shogun, atau kepala kasta samurai yang memerintah Jepang saat itu.