Setelah berteman dengan panglima perang Jepang yang legendaris itu, William Adams menjadi sangat berharga bagi penguasa sehingga dia dilarang meninggalkan pulau itu.
Di Jepang William Adams kemudian dikenal sebagai "samurai bermata biru".
William Adams sangat mengesankan sang shogun. Meskipun memiliki istri dan anak di Inggris, William Adams bertunangan dengan seorang wanita Jepang bernama Yuki dan mereka memiliki dua anak, Joseph dan Susanna.
Pelaut Inggris ini kemudian dianugerahi status samurai dan "mandi dengan hadiah termasuk 90 budak,” menurut sebuah laporan di Daily Mail.
Ketika shogun akhirnya mengizinkan pelaut-pejuang itu kembali ke keluarga dan kehidupannya di Inggris, William Adams menolak tawaran itu dan memutuskan untuk menjalani sisa hidupnya di Jepang.
Pada akhirnya William Adams terus hidup hingga wafat di Jepang. Sebuah pemberitaan dari Ancient Origins mengumumkan bahwa sisa tulang pelaut kuno itu, yang hanya 5%, ditemukan di dalam guci penguburan yang awalnya digali di kuburan Hirado pada penggalian tahun 1931.
Saat itu kerangka itu ditemukan di tempat yang oleh para arkeolog disebut sebagai “kuburan gaya Barat”, yang menimbulkan desas-desus bahwa ini memang tempat peristirahatan terakhir William Adams.
Kemudian, sebuah batu nisan ditemukan di dekat kuburan itu dengan nama Jepang yang diadopsi pelaut itu, "Miura Anjin."
Kini para arkeolog di University of Tokyo telah menggunakan alat analisis modern untuk menyelidikinya.
Mereka akhirnya telah mengonfirmasi bahwa pria misterius itu meninggal di suatu tempat antara tahun 1590 dan 1620 M, tepatnya ketika William Adams meninggal.
Tingkat kegembiraan para ilmuwan meningkat ketika analisis utama mereka menunjukkan bahwa DNA kerangka itu adalah laki-laki Eropa utara yang meninggal antara usia 40 dan 59 tahun.
Lalu pada peringatan 400 tahun kematian William Adams, para peneliti forensik di Jepang dan Inggris telah mengumumkan bahwa mereka memiliki relik orang yang dimaksud, menurut sebuah artikel di The Telegraph.