Periode Nara Kekaisaran Jepang: Ibu Kota Permanen Pertama Jepang

By Cicilia Nony Ayuningsih Bratajaya, Rabu, 21 Juni 2023 | 15:45 WIB
Daibutsu patung Buddha raksasa tinggi mencapai 15 meter, berada di Kuil Todai-ji. Dibangun pada periode Nara kekaisaran Jepang (Brian Jeffery Beggerly)

Buddhisme sudah tiba di Jepang sebelum periode Nara yang diperkenalkan pada abad ke-6 M oleh Baekje, salah satu kekaisaran dari Tiga Kerajaan Korea. Akan tetapi, pada saat itu, agama Buddha tidak banyak mendapatkan pengikut baru, dikarenakan tidak menerima perlindungan kekaisaran.

Jumlah pengikut agama Buddha bertambah selama periode Nara, khususnya sejak masa pemerintahan Kaisar Shomu dan seterusnya. Shomu, yang memerintah Jepang dari tahun 724 hingga 749, dan istrinya Permaisuri Komyo adalah penganut Buddha yang taat.

Oleh karena itu, mereka secara aktif mempromosikan penyebaran agama Buddha, memperkuat institusi Jepang dengan agama ini. Shomu juga bertanggung jawab atas pembangunan Todai-ji (Kuil Besar Timur) di Nara.

Todai-ji selesai dibangun pada tahun 752, dan yang paling terkenal adalah aula utamanya, Daibutsuden (Aula Besar Buddha) yang menyimpan patung perunggu Buddha Vairocana raksasa. Untuk waktu yang lama, Daibutsuden memegang rekor sebagai bangunan kayu terbesar di dunia.

Akan tetapi, telah ditunjukkan bahwa aula saat ini, yang merupakan rekonstruksi dari tahun 1692, hanya berukuran dua pertiga dari yang dibangun oleh Shomu. Adapun patung perunggu, Daibutsu, Buddha duduk ini menjulang setinggi 15 meter (49,2 kaki) dan merupakan salah satu patung Buddha terbesar di Jepang. Saat ini, Kuil Todai-ji adalah terpenting di Nara, dan objek wisata terpopuler.

Akhir periode Nara diperkirakan terjadi pada tahun 784 atau 794. Pada tahun 784 M, Kaisar Kammu memindahkan ibu kota Jepang ke Nagaoka-kyo. Namun ibu kota ini berumur pendek karena sungai-sungai di dekatnya terus-menerus membanjiri Nagaoka-kyo.

Jadi, pada tahun 794 kaisar sekali lagi pindah, kali ini ke Heian-kyo, yang sekarang menjadi bagian dari kota Kyoto. Kyoto berfungsi sebagai ibu kota kekaisaran Jepang selama lebih dari satu milenium, sampai tahun 1869, sebelum akhirnya pada tahun 1868 dipindahkan ke Edo (Tokyo).

Setelah kehilangan statusnya sebagai ibu kota kekaisaran Jepang, Nara tidak sepenuhnya ditinggalkan, saat ini menjadi salah satu tujuan wisata paling populer di Jepang. Selain Todai-ji, ada bangunan lain di kota yang berasal dari periode Nara. Ini termasuk sisa-sisa istana Heijo-kyo, yang merupakan tempat kediaman kekaisaran dan kantor pemerintahan, dan Pagoda Timur Kuil Yakushi-ji.