Perang Salib Pertama, Awal Mula Sinisme Kekaisaran Bizantium dan Barat

By Ricky Jenihansen, Jumat, 23 Juni 2023 | 12:00 WIB
Lukisan abad ke-15 M karya Jean Colombe yang menggambarkan serangan Pasukan Perang Salib Pertama di Antiokhia pada 1097-8 M. (Bibliothèque Nationale de France, Paris)

Dengan demikian, hubungan menjadi tidak dapat ditarik kembali antara kedua pemimpin tersebut. Sepertinya kesalahpahaman inilah yang nantinya berlarut-larut dan memunculkan sinisme antara Pasukan Salib barat dan Kekaisaran Bizantium.

Pengepungan Antiokhia

Pengepungan Antiokhia menandai kedatangan Perang Salib Pertama di Tanah Suci. (Émile Signol )

Menurut catatan Britanicca, pengepungan Antiokhia, (20 Oktober 1097–28 Juni 1098) menandai kedatangan Perang Salib Pertama di Tanah Suci. Sejarah panjang rentetan Perang Salib hingga hampir 3 abad nantinya juga semuanya berasal dari sini.

Dalam Perang Salib pertama ini terdapat pengkhianatan, pembantaian, dan kepahlawanan yang menandai kampanye masa depan. Dengan merebut Antiokhia, pasukan salib mengamankan jalur pasokan dan penguatan barat.

Bohemond dari Taranto, Raymond dari Toulouse, dan Godfrey de Bouillon masing-masing memimpin bagian dari garis pemblokiran. Garnisun Kekaisaran Turki Seljuk Raya dipimpin oleh Yaghi Siyan.

Siyan memanggil pasukan bantuan dari Damaskus dan satu lagi dari Aleppo. Namun keduanya dikalahkan oleh pasukan salib sebelum mereka mencapai Antiokhia.

Suatu saat selama musim dingin, Bohemond melakukan kontak di dalam kota dengan seorang prajurit Kekaisaran Turki Seljuk yang beragama Kristen bernama Firouz, yang memimpin Gerbang Two Sisters.

Pada tanggal 2 Juni, Firouz membuka pintu gerbang, mengizinkan pasukan salib masuk dan bergabung dengan penduduk Kristen dalam pembantaian orang Turki.

Yaghi Siyan terbunuh, tetapi putranya Shams bertahan di benteng. Dua hari kemudian, pasukan besar Turki yang dipimpin oleh Kerbogha dari Mosul tiba dan mengepung Pasukan Salib di dalam Antiokhia.

Pada tanggal 10 Juni, seorang biarawan bernama Peter Bartholmew mengaku mendapat penglihatan di mana Tombak Suci disembunyikan. Ketika tongkat ditemukan, itu meningkatkan moral pasukan salib.

Pada tanggal 28 Juni, pasukan salib berbaris untuk bertempur dengan Tombak Suci sebagai standar mereka. Para kesatria salib menyerang, membubarkan kavaleri Turki bersenjata ringan. Pada titik ini banyak sekutu Kerbogha melarikan diri dan pasukan Kekaisaran Turki Seljuk kalah.

Bohemond bergegas kembali ke Antiokhia untuk mengambil penyerahan Shams, menduduki benteng, dan mengumumkan bahwa dia sekarang adalah Pangeran Bohemond dari Antiokhia.

Namun demikian, meski Pangeran Bohemond memenangkan pertempuran, Pasukan Salib barat mulai kehilangan kepercayaan dengan Kekaisaran Bizantium yang meninggalkan pertempuran.