Semakin tinggi higa dipakai, berarti pemakainya mempunyai posisi penting dalam masyarakat adat. Higa juga bisa dipakai oleh perempuan pembesar adat. Di dalam tenda gerai itu, saya menjumpai Tina Ngata Tobani. Tina Ngata adalah gelar untuk perempuan yang dituakan, karena beliau adalah anggota lembaga adat Kulawi di Mataue.
Mitologi asal-usul Mataue
Sebagai bagian dari suku Kulawi, Mataue adalah kawasan yang menarik di Sulawesi Tengah karena berada di dataran tinggi yang memiliki sumber mata air. "Sepintas orang yang datang ke kampung kami, itu [mengira sudah] pantas disebut [desa kami] sebagai Mataue, karena melihat adanya mata air di sana," kata Hasna.
Padahal, Mataue menyimpan cerita tentang leluhur mereka di desa yang pada akhirnya membentuk perkampungan. Mataue berada di dekat beberapa daerah seperti Palolo, Lindu dan Napu.
Konon dalam mitologi Kulawi, seorang pemburu dari Lindu datang ke Sungai Oo. Pria itu melihat seorang perempuan sendang "ambil air" di sungai, terang Hasna. Setelah mengikutinya, pemburu tersebut hendak melamar perempuan tersebut.
Namun, ia tidak memiliki mahar saat ditagih oleh orang tua sang perempuan. Maka ia memutuskan untuk menggunakan sungai atau air dari Sungai Oo sebagai maharnya. Baginya, sungai itu berharga karena telah mempertemukannya dengan sang perempuan.
Mahar dalam bahasa Kulawi adalah mata. Sementara Sungai Oo sendiri terkadang dilafalkan dengan ue. Sehingga, mataue berarti Sungai Oo atau air dari Sungai Oo yang dijadikan mahar.
#SayaPilihBumi