Sejarah Zaman Kegelapan, Ketika Orang Eropa Mulai Makan Mumi Mesir

By Ricky Jenihansen, Minggu, 25 Juni 2023 | 15:00 WIB
Salah satu sejarah Zaman Kegelapan yang terdengar tidak masuk akal, ketika orang-orang Eropa mulai terobsesi dan makan mumi Mesir. (Universal History Archive/Universal Images Group)

Apoteker dan dukun masih mengeluarkan obat mumi hingga abad ke-18. Dan bahkan praktik serupa masih ada di zaman sekarang jika ditelusuri.

Wadah mumia, dari Museum Sejarah Hamburg. (Public Domain)

Obat mumi Mesir

Tidak semua dokter mengira, mumi tua kering dapat menjadi obat terbaik. Beberapa dokter percaya bahwa daging dan darah segar memiliki vitalitas yang tidak dimiliki oleh orang yang sudah lama meninggal.

Klaim bahwa daging segar paling baik diyakinkan bahkan oleh bangsawan yang paling mulia sekalipun. Raja Charles II dari Inggris minum obat yang terbuat dari tengkorak manusia setelah menderita kejang.

Bahkan hingga tahun 1909, para dokter biasanya menggunakan tengkorak manusia untuk mengobati kondisi neurologis.

Bagi elite kerajaan dan sosial, makan mumi Mesir tampaknya merupakan obat yang cocok secara kerajaan, karena dokter mengeklaim mumia dibuat dari Firaun. Anggota keluarga raja memakan anggota keluarga raja.

 Makan malam, minuman, dan pertunjukan

Pada abad ke-19, orang tidak lagi makan mumi Mesir untuk menyembuhkan penyakit, tetapi orang Victoria mengadakan "pesta membuka bungkus", mayat Mesir akan dibuka untuk hiburan di pesta pribadi.

Ekspedisi pertama Napoleon ke Mesir pada tahun 1798 menggelitik keingintahuan Eropa. Ekspedisi itu memungkinkan para pelancong abad ke-19 ke Mesir untuk membawa mumi utuh kembali ke Eropa yang dibeli dari jalanan di Mesir.

Orang-orang Victoria mengadakan pesta pribadi yang didedikasikan untuk membuka bungkusan mumi Mesir kuno.

Peristiwa pembukaan bungkus awal setidaknya memiliki lapisan kehormatan medis. Pada tahun 1834 ahli bedah Thomas Pettigrew membuka bungkus mumi di Royal College of Surgeons.