Perjalanan Panjang Tokugawa Ieyasu Merebut Kekuasaan Kekaisaran Jepang

By Ricky Jenihansen, Kamis, 29 Juni 2023 | 10:00 WIB
Potret Tokugawa Ieyasu (1543-1616) zaman Edo. Ieyasu berhasil merebut kekuasan Kekaisaran Jepang setelah melalui era perang saudara. (Kanō Tan'yū)

Dia juga melemahkan daimyo lain dengan memindahkan mereka dari daerah tradisional mereka ke tanah baru. Putra Hideyoshi, Hideyori, diizinkan untuk tetap tinggal di Istana Osaka meskipun wilayahnya juga berkurang banyak.

Pada 1603, Ieyasu meminta kaisar mengangkatnya sebagai shogun. Gelar ini digunakan oleh Minamoto no Yoritomo (1147-1199) ketika ia mendirikan pemerintahan prajurit pertama di Kamakura pada akhir abad ke-12.

Dalam bahasa Jepang, pemerintahan prajurit disebut bakufu, yang secara harfiah berarti "pemerintahan tenda". Setelah klan Minamoto digulingkan pada tahun 1333, keluarga Ashikaga mendirikan bakufu baru di daerah Muromachi di Kyoto.

Bakufu ini bertahan dalam bentuk yang melemah hingga tahun 1573 ketika Oda Nobunaga akhirnya menghancurkannya. Ieyasu mendirikan pemerintahan prajurit ketiga dalam sejarah Jepang dan disebut Tokugawa atau bakufu Edo.

Periode pemerintahan prajurit kadang-kadang disebut feodalisme di Jepang abad pertengahan, tetapi istilah ini dapat menyebabkan kesalahpahaman.

Di Eropa, feodalisme muncul setelah runtuhnya Kekaisaran Romawi. Namun di Jepang sistem kekaisaran yang diciptakan pada periode Nara (710-794) tidak pernah berakhir.

Meskipun keluarga kekaisaran jarang memiliki kekuatan politik yang nyata, dengan memberikan gelar seperti shogun, hal tu dapat memberikan legitimasi politik untuk kekuasaan prajurit.

Gelar itu sangat penting bagi orang-orang seperti Ieyasu. Itu memberinya wewenang untuk menciptakan jenis pemerintahan baru, yang akan bertahan selama lebih dari 250 tahun.