Spesies Palem Langka Ditemukan di Kalimantan, Berbunga di Bawah Tanah

By Utomo Priyambodo, Rabu, 28 Juni 2023 | 13:10 WIB
Berasal dari pulau tropis Kalimantan di Asia Tenggara, spesies palem langka ini terkenal di kalangan penduduk setempat yang suka mengemil buahnya yang berwarna merah cerah. Tanaman ini dikenal setidaknya dalam beberapa bahasa Kalimantan dengan nama Pinang Tanah, Pinang Pipit, Muring Pelandok, dan Tudong Pelandok. (Randi Agusti)

Nationalgeographic.co.idSpesies palem langka baru saja ditemukan di Kalimantan. Spesies ini adalah satu-satunya anggota keluarga palem (Arecaceae) yang diketahui berbunga dan berbuah hampir seluruhnya di bawah tanah.

Karena spesies palem langka ini punya karakteristik yang tidak biasa seperti itu, para ilmuwan menamai spesies Pinanga subterranea. Kata subterranea berasal dari bahasa Latin yang berarti bawah tanah.

Para peneliti di Royal Botanic Gardens, Kew dan rekan-rekannya telah menjabarkan penemuan spesies palem langka ini ke dalam makalah studi baru. Makalah tersebut telah terbit di jurnal PALMS dengan tambahan komentar di Plants, People, Planet.

Berasal dari pulau tropis Kalimantan di Asia Tenggara, tanaman ini terkenal di kalangan penduduk setempat yang suka mengemil buahnya yang berwarna merah cerah. Buah spesies palem langka ini menjadi makanan manis dan berair yang dikonsumsi di beberapa bagian pulau.

Namun, hingga saat ini, tumbuhan tersebut tetap tidak diperhatikan oleh para ilmuwan yang hingga saat ini telah mendeskripsikan sekitar 300 spesies palem yang berbeda di pulau tersebut. Pinanga subterranea bergabung dengan lebih dari 2.500 spesies palem yang diketahui sains, dengan sekitar setengahnya mungkin sedang terancam punah.

Menurut tim peneliti internasional, Pinanga subterranea dapat ditemukan tersebar di seluruh hutan hujan primer Kalimantan bagian barat, melintasi garis negara bagian dari Sarawak di Malaysia hingga Kalimantan di Indonesia.

Sebelum dideskripsikan secara ilmiah, tanaman ini dikenal setidaknya dalam beberapa bahasa Kalimantan dengan nama Pinang Tanah, Pinang Pipit, Muring Pelandok, dan Tudong Pelandok.

Tersembunyi di depan mata

Meskipun spesies palem langka ini dan buahnya dikenal baik oleh penduduk asli Kalimantan, Pinanga subterranea telah sepenuhnya diabaikan oleh komunitas ilmiah, yang membuat para peneliti studi ini terkejut.

Menurut para peneliti, hal ini menyoroti kebutuhan untuk berkolaborasi lebih erat dengan masyarakat adat dan pengetahuan mereka yang rumit tentang bentang alam dan hutan.

Faktanya, para peneliti pertama kali diberitahu tentang keberadaan tanaman tersebut oleh rekan penulis studi Paul Chai, seorang ahli botani Malaysia dan senama dari spesies palem Pinanga chaiana.

Paul pertama kali menemukan palem ini pada 1997 saat berkunjung ke Suaka Margasatwa Lanjak Entimau, Sarawak. Saat dia menyikat serasah daun tebal yang mengelilingi pohon palem muda untuk mengambil gambar yang lebih baik, dia memperhatikan buah yang telah tersingkap.