Perubahan Iklim, Separuh Bumi Diproyeksi Akan Memasuki Zona Iklim Baru

By Ricky Jenihansen, Sabtu, 1 Juli 2023 | 11:00 WIB
Hampir separuh Bumi diproyeksikan akan memasuki zona iklim baru karena perubahan iklim. (iStockphoto)

Nationalgeographic.co.idHasil penelitian baru dari ilmuwan George Mason University in Virginia mengungkapkan proyeksi Bumi. Ilmuwan memproyeksikan, hampir setengah wilayah di Bumi diprediksi akan memasuki zona iklim baru karena perubahan iklim.

Hasil penelitian tersebut telah dijelaskan di Earth's Future. Jurnal itu dipublikasikan dengan judul "CMIP6 Earth System Models Project Greater Acceleration of Climate Zone Change Due To Stronger Warming Rates" dan merupakan jurnal akses terbuka.

Seperti diketahui, planet kita tertatih-tatih di tepi beberapa titik kritis yang pernah dilewati, akan runtuh menjadi riam perubahan ekologis.

Gelombang panas yang ekstrem, kekeringan, banjir, dan badai menjadi lebih umum dan intens. Energi yang terperangkap oleh atmosfer bumi dan lautan mendesis seperti minuman ringan berkarbonasi di bawah tekanan.

Hasil penelitian baru ini telah mensimulasikan masa depan Bumi hingga tahun 2100. Temuan tersebut menunjukkan betapa perubahan mendasar pada suhu dan curah hujan dapat mengubah iklim di tingkat lokal.

Perubahan tersebut sedemikian rupa, sehingga kita harus menggambar ulang peta yang pertama kali disusun pada tahun 1880-an.

"Pada akhir abad ini, 38 persen hingga 40 persen luas daratan global diproyeksikan berada di zona iklim yang berbeda dari hari ini," tulis tim peneliti yang dipimpin oleh penulis senior Paul Dirmeyer.

Dirmeyer adalah seorang ilmuwan iklim di George Mason. University of Virginia. Bergantung pada model iklim mana yang digunakan para peneliti untuk menghasilkan proyeksi perubahan iklim global di masa depan.

Peta Köppen-Geiger yang mengklasifikasi iklim di Bumi. (Wheater)

Perkiraan tersebut dapat meningkat lebih jauh, sehingga hampir 50 persen luas daratan Bumi dapat berubah ke zona iklim baru yang tidak dikenal.

Pergeseran menjadi lebih jelas dengan model iklim generasi terbaru, yang lebih sensitif terhadap perubahan iklim dan memprediksi tingkat pemanasan global yang lebih curam.

Untuk memetakan perubahan yang diproyeksikan, Dirmeyer merujuk ke peta Köppen-Geiger, sebuah sistem yang digunakan untuk mengklasifikasikan dunia menjadi lima zona iklim berdasarkan suhu, curah hujan, dan musim.