Kisah Nelangsa dalam Sejarah Kemiskinan di Inggris dan Amerika

By Galih Pranata, Minggu, 2 Juli 2023 | 09:00 WIB
Bangsal malam pada rumah kerja di West London Union of parishes workhouse menghias kisah memprihatinkan dalam sejarah kemiskinan di Inggris dan Amerika Serikat. (Mary Evans Collection/Peter Higginbotham)

Nationalgeographic.co.id—Nestapa dan nelangsanya orang-orang miskin di Eropa dan Amerika Serikat pada abad ke-19, menghias sejarah kemiskinan di dua negara digdaya: Inggris dan Amerika Serikat.

Kisah mereka nelangsa, mereka akan dipekerjakan secara kasar. Mereka akan ditempatkan pada workhouses atau rumah kerja.

Penduduk di rumah miskin (disebut juga rumah kerja) di Massachusetts di Amerika Serikat, para penghuninya berseliweran seperti binatang yang tak diurus. Ketika mereka tidur di dipan besi asrama raksasa, tikus berlarian di antara tempat tidur.

Sepanjang abad ke-19 dan awal abad ke-20, rumah-rumah miskin menjadi kenyataan bagi masyarakat yang paling rentan secara ekonomi. Orang miskin ini menggurat kisah nelangsa dalam sejarah kemiskinan di Inggris dan Amerika Serikat.

"Rumah miskin itu juga mengungkap stigma dan rasa malu yang muncul dari masyarakat kepada mereka yang tidak mampu menghidupi diri sendiri," tulis Erin Blakemore kepada History.

Ia menulisnya dalam artikel berjudul "Poorhouses Were Designed to Punish People for Their Poverty" yang diterbitkan pada 29 Agustus 2018. Konsep rumah miskin ini berasal dari Inggris pada abad ke-17.

Sedikit berbeda dari Amerika Serikat, di Inggris juga ada tempat untuk merawat orang miskin di sana. Hanya saja, di dalamnya dibuat perbedaan antara orang yang sudah tua dan tidak mampu merawat diri mereka sendiri hingga yang berbadan sehat.

Orang yang mampu bekerja diharapkan melakukan pekerjaannya agar tidak menganggur dan jatuh miskin—dan bisa dipenjara jika menolak. Orang yang berada dalam kondisi produktif akan ditempatkan dalam "rumah kerja."

Dalam rumah miskin, fasilitas yang disediakan dirancang sesederhana mungkin untuk membuat kemiskinan tampak semakin tidak menarik. Ini jadi fakta sejarah kemiskinan, orang miskin akan takut dibuatnya.

Di balik fasilitas yang sangat tidak menyenangkan ini, orang miskin makan makanan tidak enak, tidur dalam keadaan berdesak-desakan, sering kali tidak sehat.

Sedangkan di dalam rumah kerja, mereka dipekerjakan untuk memecahkan batu, menghancurkan tulang, memintal kain, atau melakukan pekerjaan rumah tangga, di antara pekerjaan lainnya.

Sejak tahun 1660 di Boston, Amerika Serikat, pemerintah kolonial Inggris membangun rumah kerja pertamanya—sebuah bangunan bata yang ditujukan untuk "orang-orang yang tidak bermoral dan gelandangan".

Orang miskin Massachusetts memiliki lebih dari sekadar rumah kerja untuk ditakuti: Kota juga dapat membuang orang miskin atau bahkan melelang mereka ke penawar terendah untuk dijadikan pekerja kasar ke rumah kerja.

"Jika seorang pria menganggur dan dikirim ke rumah kerja, seluruh keluarganya juga harus pergi, termasuk anak dan istrinya," tulis Shannon Quinn kepada History Collection.

Ia menulisnya dalam artikel berjudul "It Doesn’t Get Harder than the Lives of the Poorest People in History" terbitan 15 November 2022. Namun, anak-anak dipisahkan dari orang dewasa, dan dipaksa bekerja di bagian mereka sendiri.

Adegan terkenal dari lukisan karya Oliver Twist: 'Tolong, bolehkah saya minta (makanannya) lagi?' Kisah anak-anak dari keluarga miskin dalam sejarah kemiskinan di Inggris tak kalah menyedihkannya. (The British Library)

Tentu saja, yang lebih malang adalah kenyataan bahwa banyak juga di antara anak-anak itu, anak yatim piatu yang dipaksa bekerja di rumah kerja ini. Mereka hampir tidak memiliki harapan untuk melarikan diri.

Pada tahun 1839, hampir setengah dari populasi workhouses atau rumah kerja adalah anak-anak. Jika anak itu berusia di bawah 7 tahun, mereka diizinkan tinggal di bagian perempuan bersama ibunya.

Tidak hanya perihal mereka dikondisikan untuk bekerja kasar, ada hal lainnya yang lebih memprihatinkan dalam sejarah kemiskinan. "Kondisi tempat tinggal anak-anak ini sangat mengerikan," imbuh Shannon dalam artikelnya.

Pada tahun 1838, seorang dokter mengunjungi rumah kerja di Whitechapel, London, Inggris. Sang dokter melaporkan bahwa anak-anak itu kurus, pucat, dan tidak diizinkan keluar untuk mencari udara segar untuk bermain atau berolahraga.

Selain kondisi kerja mereka yang kotor dan buruk, anak-anak di rumah kerja sering menjadi korban hukuman fisik. Anak-anak menemui nasib buruknya dalam sejarah kemiskinan di Inggris maupun di Amerika Serikat.

The Poor Law Commissioners atau Komisaris Hukum bagi Orang-orang Miskin telah berupaya untuk membuat peraturan untuk melindungi anak-anak dari kekerasan fisik hingga kasus pelecehan.

Betapa nahasnya mereka dalam fakta sejarah kemiskinan yang telah tergurat. Meski sudah ditetapkan dalam aturan terbarunya untuk melindungi hak asasi anak, pada kenyataannya memukul dan menghukum fisik anak-anak masih diperbolehkan dalam keadaan tertentu.

Pada tahun 1838, sebuah surat ditulis kepada The Times dari Bath yang melaporkan kejadian ketika seorang anak laki-laki berusia 8 tahun dipukuli selama tiga hari berturut-turut setelah mengeluh bahwa dia mendapat perlakuan kasar secara tidak adil.

Seorang pria bernama Henry Morton Stanley adalah salah satu anak yang tumbuh di sebuah rumah miskin, dan kemudian berhasil menjadi seorang penulis. Dalam tulisannya, dia mengungkap kejahatan-kejahatan itu.

Dia bersaksi bahwa salah satu temannya, Willie Roberts, benar-benar dipukuli sampai mati oleh kepala sekolah tempat di mana anak-anak miskin itu dipaksa bekerja.

Dalam Insiden lainnya yang melibatkan seorang wanita bernama Perawat Gillespie, ia menciptakan sebuah sistem baru yang dikenal dengan istilah "kekejaman sistematis" yang mengerikan.

Sistem yang diterapkan ini sangat tragis, ia akan melakukan kekejaman pada anak-anak dengan mencambuk mereka menggunakan jelatang dan memaksa mereka berlutut di atas pipa air panas.

Sampai akhirnya pada tahun 1948, ditetapkan National Assistance Act yang menghapuskan seluruh kisah kelam dalam sejarah kemiskinan tentang perundang-undangan orang miskin hingga sistem rumah miskin dan rumah kerja.