Hutan Tropis Seluas Lapangan Sepak Bola Hilang tiap Lima Detik

By Utomo Priyambodo, Kamis, 29 Juni 2023 | 13:00 WIB
Salah satu penampakan deforestasi atau penggundulan hutan di Kalimantan. Laporan global terbaru, hutan tropis seluas lapangan sepak bola hilang setiap lima detik sepanjang tahun lalu. (IndoMet in the Heart of Borneo/Flickr)

Nationalgeographic.co.id—Bumi telah kehilangan area hutan hujan atau hutan tropis penyerap karbon yang lebih besar dari luas negara Swiss atau Belanda pada tahun 2022. Sebagian besar hutan hujan ini dihancurkan untuk memberi jalan bagi ternak dan tanaman komoditas, menurut hasil analisis data satelit terbaru.

Jumlah hilangnya hutan hujan atau hutan dengan pohon tropis dewasa yang ditebang atau dibakar setiap lima detiknya hampir sama dengan luas lapangan sepak bola. Sepanjang 2022, hutan tropis ini ditebang atau dibakar siang dan malam, angkanya 10 persen lebih banyak dari tahun sebelumnya, menurut World Resources Institute (WRI).

Hutan tropis yang dihancurkan tahun lalu melepaskan 2,7 miliar metrik ton karbon dioksida ke atmosfer. Angka ini setara dengan emisi bahan bakar fosil di India, negara terpadat di dunia, lapor unit Global Forest Watch WRI.

Brasil menyumbang 43 persen dari total hilangnya hutan tropis dunia sepanjang 2022. Adapun Republik Demokratik Kongo dan Bolivia bertanggung jawab masing-masing sekitar 13 dan sembilan persen.

Lebih dari 41.000 kilometer persegi hutan tropis hancur secara global tahun lalu. Angka ini menjadikan tahun 2022 sebagai tahun keempat yang paling merusak bagi hutan primer dalam dua dekade.

Kehilangan yang semakin cepat terjadi setahun setelah para pemimpin dunia berjanji pada KTT COP26 Glasgow pada tahun 2021. Padahal janji KTT ini adalah untuk menghentikan dan membalikkan kehilangan hutan pada tahun 2030.

“Sejak pergantian abad, kita telah melihat kerusakan pada beberapa ekosistem hutan paling penting di dunia meskipun telah dilakukan upaya selama bertahun-tahun untuk membalikkan tren tersebut,” kata Mikaela Weisse, direktur Global Forest Watch WRI, seperti dikutip dari AFP.

"Kita dengan cepat kehilangan salah satu alat kita yang paling efektif untuk memerangi perubahan iklim, melindungi keanekaragaman hayati, dan mendukung kesehatan dan penghidupan jutaan orang."

Secara global, tumbuh-tumbuhan dan tanah secara konsisten menyerap sekitar 30 persen polusi karbon dioksida sejak tahun 1960, meskipun emisi tersebut meningkat setengahnya.

Hilangnya Penyerap Emisi 90 Miliar Ton Karbon

Sekitar 1,6 miliar orang, hampir setengahnya adalah anggota kelompok masyarakat adat, bergantung langsung pada sumber daya hutan untuk makanan dan mata pencaharian mereka.

Deforestasi di Brasil melonjak selama pemerintahan empat tahun Presiden Jair Bolsonaro yang berasal dari sayap kanan. Penggundulan hutan di Brasil meningkat 15 persen sepanjang tahun 2022 dibandingkan tahun 2021.