D'Huy menemukan tiga alur cerita inti untuk mitologi dunia paling awal yang berhubungan dengan anjing. Yang pertama menghubungkan anjing dengan alam baka, yang kedua berhubungan dengan penyatuan manusia dan anjing, dan yang ketiga menghubungkan seekor anjing dengan bintang Sirius.
Versi-versi cerita dongeng ini ditemukan di banyak wilayah budaya di seluruh dunia. Jadi, ada banyak cerita dari berbagai mitologi dunia yang isinya mirip atau bahkan serupa.
D'Huy kemudian meminjam alat statistik dari biologi untuk membuat silsilah keluarga mitos atau cerita dalam mitologi dunia. Ini untuk menunjukkan bagaimana berbagai dongeng dari mitologi dunia itu berkembang saat kisah-kisah itu mengikuti manusia dari satu wilayah dunia ke wilayah lain.
Cerita rakyat tentang anjing berasal dari Asia Tengah dan Timur dan menyebar ke Eropa, Amerika, dan kemudian Australia dan Afrika, tulis d'Huy dalam laporan studinya yang terbit di jurnal Anthropozoologica.
Rute perjalanan mitologis ini sejajar dengan jalur domestikasi anjing yang diusulkan yang didukung oleh bukti genetik dan fosil.
“Ini kejutan,” ucap d'Huy. Dia tidak yakin apakah anjing dan mitologi dunia kita tentang hewan itu akan bermigrasi bersama.
“Tentu saja dapat diperdebatkan bahwa anjing pertama kali dijinakkan di Asia,” kata Pat Shipman, seorang pensiunan ahli paleoantropologi dan penulis Our Oldest Companions: The Story of the First Dogs.
Menggunakan mitologi dunia adalah cara cerdas untuk mengintip ke masa lalu, kata Shipman, karena dapat memberikan wawasan tentang bagaimana manusia purba menghargai anjing.
Prevalensi cerita dari mitologi dunia yang mengidentifikasi anjing sebagai petunjuk menuju alam baka mengisyaratkan bahwa nenek moyang kita awalnya menjinakkan serigala bukan untuk pasangan berburu, seperti yang diyakini umum, tetapi untuk alasan spiritual dan simbolis, kata d'Huy berpendapat.
Hipotesis ini sesuai dengan temuan arkeologi tertentu, ujarnya. Misalnya kuburan berusia 14.000 tahun di Jerman yang berisi sepasang manusia dan dua ekor anjing. Wanita dari pasangan tersebut ditemukan dengan tangan bertumpu pada salah satu kepala anjing.
D'Huy menerapkan metode ini untuk mempelajari bagaimana mitologi dunia bisa menginformasikan apa yang kita ketahui tentang hubungan kita dengan hewan lain seperti domba. Dalih simbolis, bukan pemanfaatan, bisa menjadi alasan domestikasi hewan-hewan tertentu.
"Mitologi komparatif memiliki sesuatu untuk dikatakan dalam dunia penelitian," ujar d'Huy. “Sesuatu yang sangat berharga untuk dikatakan, saya pikir.”
Jadi, berbagai cerita dalam mitologi dunia tampaknya bisa menjadi salah satu opsi alat bantu untuk menyelidiki riwayat hubungan manusia dengan hewan-hewan lainnya, seperti untuk penelitian domestikasi anjing ini.