Namun setelah beberapa waktu, dia menemui bencana kehilangan istrinya. Oleh karena itu, ia melepaskan pekerjaan mengajarnya pada tahun 1952 dan menetap di Tokyo dan memutuskan untuk melibatkan hati dan jiwa dalam kegiatan keagamaan Islam.
Selama priode tersebut, umat Islam Jepang yang selama ini menjalani kehidupan keislaman masing-masing, kemudian mendirikan Japan Muslim Association (Asosiasi Muslim Jepang) bekerja sama dengan umat Islam asing yang tinggal di Jepang. Ryoichi Mita terlibat dalam pendiriannya.
Peran Ryoichi Mita alias Umar Mita tidak hanya besar bagi asosiasi tersebut, tetapi juga bagi umat muslim Jepang secara keseluruhan, bahkan hingga sekarang. Sebab, ia adalah muslim Jepang pertama yang menjadi penerjemah Alquran ke bahasa Jepang.
Dikutip dari Japanese Station, sebenarnya tiga terjemahan Alquran Jepang telah diterbitkan pada tahun 1920, 1937 dan 1950. Adapun terjemahan keempat dari bahasa Arab asli diterbitkan pada tahun 1957.
Namun, semua terjemahan Jepang ini dibuat oleh para sarjana Jepang non-muslim. Selain itu, tiga Alquran sebelumnya diterjemahkan dari bahasa Inggris atau bahasa lain sehingga dirasa mengandung bias yang tidak islami.
Oleh karena itu, Ryoichi Mita alias Haji Umar Mita merasakan kebutuhan akan tafsir Jepang dari Alquran yang disiapkan oleh seorang muslim Jepang dan dari teks Arab asli. Tidak ada orang lain yang lebih baik daripada Haji Umar Mita sendiri yang melakukan pekerjaan luar biasa seperti itu.
Jadi dia memutuskan untuk melakukan pekerjaan itu sendiri saat dia berumur 69 tahun. Meski dia sakit dan telah tua, menurutnya hal tersebut ia lakukan hanya demi mengharapkan keridhaan dari Sang Pencipta.
Ryoichi Mita alias Haji Umar Mita mengunjungi Mekkah dan melakukan kontak yang luas dengan para ulama Alquran di Mekkah, Madinah, Jeddah, Taif, Riyadh, dan lainnya, sehingga membuat banyak kemajuan dalam pekerjaannya.
Pada tanggal 10 Juni 1972, pencetakan tafsir Alquran menggunakan bahasa Jepang telah selesai dan edisi pertamanya diterbitkan setelah 12 tahun kerja keras dan melelahkan dari Haji Umar Mita yang saat itu sudah berusia 80 tahun. Bahkan setelah diterbitkan, Haji Umar Mita terus menulis catatan terjemahan dan memandu kegiatan Asosiasi Muslim Jepang.
Meski sibuk sepanjang waktu dalam pekerjaan menulis makna dan terjemahan Alquran, Ryoichi Mita alias Haji Umar Mita tidak pernah melupakan tugasnya yang lain sebagai muslim. Saat melakukan tugas normalnya, dia meluangkan waktu untuk membimbing kegiatan Asosiasi Muslim Jepang sebagai Penasihatnya. B
Di masa tuanya, Ryoichi Mita alias Haji Umar Mita bolak-balik dari rumahnya di pinggiran kota Tokyo, jarak tempuh dua jam, ke Masjid Tokyo dan ke kantor asosiasi. Pola hidup Haji Umar Mita ini benar-benar menjadi contoh bagi generasi muda yang beruntung mendapatkan bimbingannya secara teratur.
Pada Maret 1974, dia sekali lagi mengunjungi Mekkah. Pada November tahun yang sama menghadiri konferensi Islam yang diadakan di New Delhi, India.
Ryoichi Mita alias Haji Umar Mita meninggal pada 29 Mei 1983 dalam usia 91 tahun. Selama masa tuanya, setelah selesai menerjemahkan Alquran, keturunan samurai Kekaisaran Jepang itu terus melanjutkan aktivitasnya di Asosiasi Muslim Jepang.