Hukum Sumeria Eshnunna, dari sekitar tahun 1930 SM, mengidentifikasi gigitan anjing dengan jelas–dan bersalah–sebagai penyebab langsung penyakit manusia yang mematikan ini.
Seorang pria yang tidak menjaga anjingnya yang gila mengizinkannya "menggigit seseorang dan menyebabkan kematiannya". Undang-undang kemudian menetapkan pria pemelihara anjing rabies itu harus didenda dalam syikal perak (tarif diskon diterapkan ketika korban adalah seorang budak).
Virus rabies telah menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Orang Belanda tercatat berperan dalam sejarah rabies di Indonesia.
Dilansir laman Dinas Kesehatan Provinsi Bali, penyakit rabies masuk pertama kali ke Indonesia pada tahun 1884, ditemukan oleh Schrool (orang Belanda) pada kuda, kemudian tahun 1889 Esser WJ dan Penning menemukan penyakit rabies pada anjing.
Pada tahun 1894, pertama kalinya virus rabies diketahui menyerang manusia di Indonesia (dulu Hindia Belanda). Virus rabies pada manusia di Indonesia ditemukan oleh orang Belanda juga yang bernama EV De Haan.
Meski virus rabies tersebut masih tersebar di banyak negara, vaksin rabies sebenarnya telah tercipta sejak lama. Louis Pasteur adalah orang yang mengubah permainan dalam sejarah rabies ini..
Louis Pasteur adalah orang pertama yang mengembangkan vaksin rabies untuk manusia. Vaksin ini hampir secara universal efektif bila digunakan dengan benar sebagai bagian dari protokol profilaksis pascapajanan, dengan dosis pertama yang diberikan idealnya pada hari pajanan.
Selanjutnya, vaksin rabies untuk anjing telah diciptakan untuk memusnahkan virus rabies sebagai ancaman kesehatan masyarakat. Vaksin ini telah digunakan secara meluas dan menyeluruh di sebagian besar negara kaya, dan membuat langkah besar di beberapa negara paling rentan terhadap rabies di dunia.
Kondisi di negara kaya dan negara miskin atau negara berkembang tentu saja berbeda. Di negara-negara miskin atau berkembang, tidak semua anjing telah diberikan vaksin rabies.
Yang lebih pilu, tidak semua orang yang terkena gigitan anjing langsung diberikan vaksin rabies. Padahal, bila korban gigitan anjing itu terlambat diberi vaksin rabies dan gejala pertama penyakit rabies telah telanjur muncul padanya, hampir bisa dipastikan orang itu akan meninggal akibat penyakit tersebut karena belum ada pengobatannya.
Sejarah rabies mencatat penyakit ini sebenarnya telah bisa dicegah dengan vaksin rabies selama lebih dari satu abad. Namun, kenyataannya, penyakit rabies terus membunuh ribuan orang setiap tahunnya, dan 95% dari korbannya hidup di Asia dan Afrika, benua dengan banyak anjing dan masyarakat miskin.