Tanpa GPS, Bagaimana Kekaisaran Romawi Tahu Peta Daerah Kekuasaannya?

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Sabtu, 1 Juli 2023 | 16:00 WIB
Peta Kekaisaran Romawi yang hampir menguasai semua negeri di Eropa, Timur Tengah, dan Afrika Utara dari abad pertengahan. Batas-batas kekuasaannya, mungkin tidak pernah disadari oleh masyarakat Kekaisaran Romawi sebelumnya. (Abraham Ortelius/Wikimedia Commons)

Nationalgeographic.co.id—Kekaisaran Romawi kuno sudah mengenal geografi. Keilmuan ini ditularkan oleh peradaban Yunani kuno yang telah mengenal cara berhitung. Namun, pengetahuan masyarakat Kekaisaran Romawi dan Yunani kuno tentang dunia, berbeda dengan kita hari ini.

Sayangnya, kita sering salah kaprah tentang kedaulatan Kekaisaran Romawi kuno dengan peta di atas. Mereka memang punya peninggalan di titik-titik tertentu, sehingga kita bisa menyimpulkan batas kekuasaannya.

Akan tetapi, kita, bahkan masyarakat Kekaisaran Romawi kuno sendiri, tidak mengenal batas kekuasaan dengan garis imajiner seperti batas negara-negara modern. Hanya ada sedikit lokasi atau kota yang dibuat dengan perbatasan, itu pun mengandalkan bentang alam seperti sungai atau hutan.

Peta di atas justru dibuat pada zaman Renaisans oleh kartografer Italia Abraham Ortellius. Peta itu dibuatnya tahun 1606, sebagai rekonstruksi peta Kekaisaran Romawi. Jelas, pada masa itu, batas kekuasaan sudah dikenal oleh masyarakat umum di Eropa, sehingga memandang sampai mana kuasa Kekaisaran Romawi pun bias.

Meski begitu, bukan berarti masyarakat Kekaisaran Romawi kuno tidak mengenal peta. Mereka, walau kekuasaannya di hampir seluruh Eropa dan Afrika Utara, setidaknya juga sudah mengenal bentuk bumi bulat.

Buktinya, sarjana Yunani kuno Eratosthenes telah memperkirakan keliling dunia dengan cukup akurat pada abad kedua SM. Dengan kata lain, paham bahwa bentuk dunia adalah bulat sudah ada sebelumnya.

Masyarakat Kekaisaran Romawi terkadang membuat gambar bola bumi sebagai cara memahami dunia. Dalam mitologi Yunani kuno, ada titan bernama Atlas yang dihukum menggendong bumi bulat selamanya di punggung. Pengilhaman serupa ada pada masyarakat Romawi kuno, seperti dewa Sol Invictus di dalam koin zaman Konstantianus.

Kekaisaran Romawi membuat beberapa peta dengan beberapa metode yang berbeda dengan kita hari ini. Kita memanfaatkan GPS atau satelit untuk menentukan koordinat dan tampang permukaan dari udara. Masyarakat Kekaisaran Romawi tidak memiliki teknologi secanggih itu.

Cara bangsa Romawi kuno membuat peta adalah dengan kekuatan imajinasi dan pengukuran. Metode seperti ini membuatnya sulit memetakan garis pantai yang tepat, karena harus berlayar melewatinya atau menyisiri jalur sungai sampai ke muara.

Oleh karena itu, masyarakat Romawi kuno membayangkan dunia dengan cara yang berbeda. Kita hari ini bisa melihat perselisihan geopolitik, seperti sengketa perbatasan dan punya ketetapan hukum internasional tentang batas-batas.

Sementara orang Romawi kuno, tidak melakukannya. Kekaisaran Romawi tidak memikirkan di mana batas kekaisarannya dengan kerajaan-negara tetangga, sebagai bagian dari geopolitik internasional.

Peta dunia yang dibuat oleh Ptolemeus dari Alexandria (100-170 AD) dalam karyanya yang tersohor, Geographia. (Ptolemeus)