Nationalgeographic.co.id—Sebelum zaman Olympian dalam mitologi Yunani, ada para Titan. Titans memerintah di alam semesta selama Zaman Keemasan. Salah satu dari Dua Belas Titan adalah Atlas. Dia adalah putra dewa Titan Iapetus dan dewi Titan Clymene. Para Titan menguasai alam semesta sampai Zeus, putra sesama Titan Cronus, bersatu dengan para Olympian untuk menggulingkan ayahnya dan melawan para Titan demi alam semesta.
Perang Titan
Selama Perang Titan, para Titan melawan Olympian untuk menguasai alam semesta. Olympian termasuk dewa Yunani Zeus, Poseidon, dan Hades, sedangkan para Titan termasuk dewa Yunani Cronus, Atlas, dan Prometheus.
Selama Perang Titan, Atlas memihak sesama Titan dalam pertempuran untuk mengalahkan Olympian. Para Titan kalah perang, dan para Olympian membuang para Titan ke Tartarus. Tartarus adalah jurang yang dalam yang digunakan sebagai penjara bagi para dewa Titan, dan sebagian besar Titan akan menghabiskan kekekalan di sana.
Nasib Atlas
Tidak seperti sesama Titan, Atlas memiliki hukuman yang berbeda. Alih-alih dibuang ke Tartarus, Zeus memperbudak Atlas untuk mengangkat bumi di pundaknya untuk selama-lamanya. Ini karena Zeus ingin Atlas mencegah Gaia membentuk ikatan primordial dengan Tartarus. Atlas tidak suka mengangkat bumi di pundaknya, dan dia mencoba keluar berkali-kali.
Mitos Atlas dan Perseus
Mitos Atlas dan Perseus bercerita tentang Perseus yang mengubah Atlas menjadi batu dengan menggunakan kepala Medusa. Suatu hari, Perseus sedang dalam perjalanan pulang setelah memenggal kepala Medusa. Dia berhasil mencapai ujung bumi dan tiba di atas Atlas yang mengangkat bumi. Perseus meminta perlindungan Atlas dari perjalanan panjangnya. Atlas diberi tahu dalam ramalan kuno bahwa seseorang akan datang untuk mengambil apel emas sucinya, jadi Atlas mengusir Perseus.
Perseus marah karena Atlas tidak memberinya perlindungan selama perjalanan panjangnya, jadi dia mengeluarkan kepala Medusa dari tasnya dan menunjukkannya kepada Atlas. Atlas menatap mata Medusa yang dipenggal dan langsung berubah menjadi batu.
Mitos Hercules dan Atlas
Saat Hercules menikah dengan Megara, dia memiliki tiga orang putra. Hera, istri Zeus, mencoba menghancurkan Hercules berkali-kali karena Hercules selalu mengingatkan perselingkuhan suaminya Zeus dengan seorang wanita fana Alcmene. Kebencian Hera tersebut sebab wanita fana ini melahirkan putra Zeus, Hercules, dan keberadaannya selalu mengingatkan Hera tentang perselingkuhan. Karena itu, dia mencoba menghancurkannya berkali-kali.
Suatu hari, Hera mengirimkan kegilaan pada Hercules dan membuatnya percaya bahwa dia perlu membunuh istri dan anak-anaknya karena dia mengira mereka adalah orang lain. Begitu Hercules membunuh mereka, dia menyadari apa yang telah dilakukan dan dilanda kesedihan. Hercules meminta nasihat Apollo untuk mencoba memperbaikinya. Apollo memberi tahu Hercules bahwa dia harus mengunjungi Raja Eurystheus dan menjadi budaknya.
Baca Juga: Castor dan Pollux, Kembar Gemini Tak Terpisahkan Akibat Pilihan Zeus
Baca Juga: Thor, Dewa Petir Mitologi Nordik Kekuatannya Sering Disetarakan Zeus
Baca Juga: Asal Mula Kelahiran Zeus, Sejak Kecil Dirawat oleh Kambing Pegunungan
Baca Juga: Mitologi Yunani: Hera Menggulingkan Zeus, Dendam Gara-gara Selingkuh
Ketika Hercules mengunjungi Raja Eurystheus, dia memberi tahu Hercules bahwa dia harus menyelesaikan 12 pekerjaan sulit untuknya. Pekerjaan sulit ini diberikan Hera akibat dendam melalui Raja Eurystheus. Salah satu pekerjaannya adalah mencuri apel emas milik Zeus. Apel ini berada di taman dan dijaga oleh naga berkepala seratus dan bidadari laut Hesperides. Hercules tidak tahu bagaimana dia akan melewati para penjaga ini untuk mencuri apel emas, jadi dia meminta bantuan Atlas atas saran Prometheus.
Hercules mengunjungi Atlas dan meminta kesepakatan yang diusulkan. Jika Atlas mengambil apel emas, Hercules akan mengangkat bumi. Atlas benci mengangkat bumi, jadi dia pun setuju. Setelah Atlas mengambil apel itu, dia kembali ke Hercules dan memberitahunya bahwa dia akan membawa apel itu sendiri ke Raja Eurystheus. Lagi pula, Atlas tidak ingin kembali mengangkat bumi.
Hercules tidak bisa membiarkan Atlas melakukan itu tetapi juga tidak tahu bagaimana mengembalikan bumi, jadi Hercules membuat rencana. Hercules meminta Atlas untuk mengambil bumi sejenak sementara dia meletakkan bantalan lembut di pundaknya untuk membantunya menahan bumi. Ketika Atlas setuju dan mengambil kembali bumi di pundaknya, Hercules mengambil apel dan meninggalkan Atlas di ujung bumi memegang dunia seperti yang telah dia lakukan bertahun-tahun sebelumnya, seperti dilansir Theoi.
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR