Saat Musim Kemarau yang Panas, Kok Dataran Tinggi Jadi Lebih Dingin?

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Senin, 10 Juli 2023 | 16:00 WIB
Kabut menyelimuti Pegunungan Meratus. Di musim kemarau, suhu di dataran tinggi menjadi lebih dingin. Berbeda dengan dataran rendah yang sedang panas-panasnya. (Yunaidi Joepoet)

Mengutip ScienceFocus, ada banyak jenis kabut menurut pembentukannya. Jenis kabut di dataran tinggi disebut kabut lembah (valley fog), terbentuk karena udara lembap tertiup ke dataran tinggi. Kemudian udara lembap tersebut mendingin, mengembun, dan menjadi kabut saat berada di dataran tinggi.

Embun es di Dieng. ((KOMPAS.com/DOK UPT PENGELOLAAN OBYEK WISATA BANJARNEGARA))

Suhunya dingin, sehingga ketika berada di tempat yang dingin malam hari, embun bermunculan. Embun yang merupakan titik-titik air, muncul karena kondensasi (proses dari gas menjadi cairan). Suhu rendah menyebabkan udara tidak mampu menahan uap air. Akibatnya, pada titik tertentu di atas nol derajat celsius, uap menjadi cair.

Jika berada di bawah suhu beku, uap akan menyublim—menjadi es yang padat. Proses ini juga yang terjadi di Dieng yang setiap tahunnya memunculkan embun es. Hal itu disebabkan suhu dingin musim kemarau di sana terlalu ekstrem. 

Para pejalan perlu mempersiapkan peralatan yang memadai ketika hendak berpelesir ke dataran tinggi. Hanya karena musim kemarau membuat suhu di tempat Anda hangat, dataran tinggi berada dalam masa terdinginnya. Pastikan Anda membugarkan badan akan tidak terkena serangan dingin ekstrem seperti hipotermia atau radang dingin.

#SayaPilihBumi