Terakhir, cobaan dengan pertempuran digunakan untuk membantu dua pihak menyelesaikan perselisihan. Hal ini sebagian besar digunakan ketika tidak ada saksi atau pengakuan atas kejahatan. Dua orang akan bertarung dalam pertempuran, dan pemenangnya akan dinyatakan tidak bersalah.
Meski brutal, cobaan berat ini digunakan untuk membenarkan kehendak Tuhan dalam sistem peradilan pidana. Jika tertuduh dapat bertahan atau dinyatakan tidak bersalah setelah cobaan berat, diyakini bahwa mereka telah diberi kekuatan dari Tuhan.
Pencurian kecil-kecilan
Mencuri adalah salah satu kejahatan paling umum yang dilakukan selama sejarah Abad Pertengahan. Pencurian kecil-kecilan berhubungan secara eksplisit dengan pencurian barang bernilai rendah dari seseorang atau bisnis.
Bergantung pada tingkat keparahan pencurian, konsekuensinya bisa berkisar dari penghinaan publik hingga mutilasi tubuh.
Hukuman paling umum bagi mereka yang dinyatakan bersalah mencuri adalah kerja ekstra atau denda. Menurut kode pencurian dalam kitab Dalarna, denda bisa berkisar antara tiga hingga 40 mark.
Meskipun tidak nyaman, didenda tidak memalukan atau tidak terhormat seperti hukuman yang lebih serius. Mereka yang bersalah atas 'pencurian penu' dapat digantung atau mengalami nasib yang lebih menyakitkan seperti pemotongan tubuh.
Tidak jarang tangan atau telinga pencuri dipotong, menandakan kepada semua orang bahwa mereka adalah penjahat.
Pembakaran
Sengaja membakar bangunan dapat sangat mempengaruhi masyarakat selama Abad Pertengahan. Bahkan kebakaran kecil dapat dengan mudah menyebar ke banyak rumah karena bangunan pada saat itu terbuat dari kayu dan jerami.
Karena jenis kejahatan ini dapat berdampak besar, penjahat yang dinyatakan bersalah melakukan pembakaran akan dikenakan hukuman mati.
Hal ini mengakibatkan individu tersebut dieksekusi, biasanya dengan cara digantung dan dianggap sebagai hukuman yang paling serius.