Secara umum, perilaku sama sekali sulit untuk dikaitkan dengan genetik. Jadi dengan persentase yang tampaknya rendah hanya sebesar 6,4 persen, itu adalah sesuatu yang patut diperhatikan.
Perilaku yang langka
Meskipun hubungan sesama jenis sesekali telah diamati pada beberapa spesies di dunia hewan, tetapi umumnya perilaku menyimpang itu dianggap sangat langka.
Savolainen juga sering mempertanyakan kepercayaan populer yang dikenal sebagai "paradoks homoseksualitas Darwinian".
Paradoks itu menyiratkan bahwa perilaku hubungan seks dengan sesama jenis tidak mengarah pada reproduksi. Perilaku itu adalah perilaku yang tidak bermanfaat dan gen apa pun yang mempromosikannya harus dihilangkan melalui seleksi alam.
Akan tetapi, perilaku hubungan seks sesama jenis pada monyet ternyata justru sebaliknya. Monyet yang melakukan hubungan dengan sesama jenis ternyata juga melakukan hubungan seks dengan betina.
Setelah diselidiki, monyet-monyet dengan perilaku hubungan seks dengan sesama jenis mampu memiliki anak yang lebih banyak.
Meskipun hubungan monyet mungkin berbeda dengan manusia, Savolainen berharap temuan ini dapat membantu kita lebih memahami variabilitas jenis kelamin.
Savolainen juga mengatakan bahwa perilaku hubungan sesama jenis di antara manusia dianggap "tidak wajar," tapi perilaku tersebut ternyata dilakukan oleh sebagian besar monyet jantan.
"Penelitian kami menunjukkan bahwa perilaku (hubungan seksual) dengan sesama jenis sebenarnya tersebar luas di antara hewan," kata Savolainen.