Sangat dipengaruhi oleh Buddhisme Zen, Konfusianisme, dan Shintoisme, bushido membantu samurai menavigasi realitas keberadaan mereka.
Selama periode Kamakura (1185-1333) dan Muromachi (1336-1573), samurai memperoleh kekuatan militer dan politik yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Mereka membentuk shogun, pemerintahan militer yang dipimpin oleh seorang shogun, posisi yang dipegang oleh seorang samurai.
Era ini menjadi saksi berkembangnya budaya samurai, termasuk upacara minum teh, drama Noh, dan pengembangan desain taman Jepang.
Periode Sengoku (1467-1603) atau 'Zaman Negara Berperang' adalah masa konflik militer dan kekacauan politik yang terus-menerus. Di masa ini, kecakapan bela diri samurai sangat diminati.
Samurai mendominasi Kekaisaran Jepang
Mengutip dari laman History Skills, “Puncak era samurai dikaitkan dengan Keshogunan Tokugawa (1603–1868).” Periode ini juga dikenal sebagai Zaman Edo.
Periode ini ditandai dengan relatif damai, makmur, dan terisolasi dari dunia luar. Lalu terjadi penyatuan Kekaisaran Jepang di bawah Tokugawa Ieyasu. Ia adalah seorang samurai yang sangat ahli dan politikus yang cerdik.
Pembentukan pemerintahan samurai yang stabil menyebabkan penurunan konflik militer skala besar. Samurai, yang dulunya adalah pejuang aktif, beralih ke peran administratif.
Selama Periode Edo, kelas samurai memantapkan posisinya di puncak hirarki sosial Jepang.
Mereka menjadi pelayan budaya, pendidikan, dan pemerintahan. Tatanan sosial ketat yang diilhami Konfusianisme yang dengan jelas menggambarkan status superior samurai di masa itu.
Meskipun masa damai, samurai masih diharapkan untuk mengasah keterampilan bela diri mereka dan hidup dengan Kode Bushido.