Selisik Penyebab Samurai Disingkirkan dari Kekaisaran Jepang

By Sysilia Tanhati, Jumat, 14 Juli 2023 | 14:00 WIB
Berkuasa di politik dan militer selama ratusan tahun, mengapa samurai disingkirkan dari Kekaisaran Jepang? (Utagawa Yoshikazu)

Tetapi dengan tidak adanya perang, mereka juga melakukan upaya intelektual dan artistik. Samurai turut memberikan kontribusi signifikan terhadap perkembangan budaya Jepang selama periode ini.

Kastel-kastel tempat tinggal samurai pun dibangun dengan arsitektur yang berbeda-beda. Selain berfungsi sebagai benteng pertahanan, kastel ini juga menjadi simbol status samurai.

Contoh yang menonjol adalah Kastel Himeji. Kastel ini terkenal dengan eksterior putih cemerlang dan mekanisme pertahanannya yang rumit.

Reformasi di Kekaisaran Jepang

“Selama bertahun-tahun, samurai memonopoli semua posisi militer dan birokrasi,” tulis Michael Wert, penulis Samurai: A Very Short Introduction.

Para samurai muda merasa bahwa sistem keshogunan ini membuat Kekaisaran Jepang tidak bisa maju dan makin tertinggal. Mereka pun berusaha untuk membentuk sistem pemerintahan tersentralisasi seperti di barat.

Dalam hal ini, kekuasaan Kaisar Jepang dipulihkan. Setelah sekian lama, Kaisar Jepang benar-benar memimpin kekaisaran. Inilah alasan mengapa samurai disingkirkan dari Kekaisaran Jepang.

Naiknya Kaisar Meiji ke tampuk kekuasaan melambangkan pemulihan pemerintahan kekaisaran setelah berabad-abad di bawah kendali shogun. Peristiwa ini mengantarkan era modernisasi yang pesat di Kekaisaran Jepang.

“Pemerintah baru pun menghapus domain dan menciptakan sistem prefektur,” tambah Wert.

Secara perlahan, semua hak istimewa samurai dihapuskan. Tidak menerima perubahan yang drastis, samurai pun memberontak.

Restorasi Meiji yang dimulai pada tahun 1868 merupakan periode transformatif dalam sejarah Jepang yang menandai berakhirnya era samurai.

Kaisar dan para penasihatnya berusaha untuk mengubah Jepang menjadi negara-bangsa industri yang kuat.

Pada akhirnya, mereka berharap Jepang mampu bersaing dengan kekuatan barat. Inti dari rencana Meiji adalah pembongkaran sistem feodal, termasuk penghapusan kelas samurai.

Pada tahun 1869, sistem han, yang menjadi dasar kekuasaan feodal, dihapuskan. Para daimyo dibujuk untuk mengembalikan tanah mereka kepada kaisar.

Peristiwa yang dikenal sebagai hanseki hokan ini menandai berakhirnya otonomi daerah yang menopang kelas samurai.

Tidak semua samurai secara pasif menerima perubahan ini. Pemberontakan Satsuma tahun 1877, dipimpin oleh Saigo Takamori, adalah pemberontakan samurai yang paling signifikan terhadap pemerintahan baru.

Terlepas dari keberhasilan awal, pemberontakan berhasil ditangani oleh prajurit Kekaisaran Jepang.

Kematian Saigo dalam pertempuran menandai akhir dari perlawanan samurai dan akhir yang pasti dari era samurai.