Sejarah Perang Salib Kelima: Pasukan Salib Menolak Wilayah Palestina

By Ricky Jenihansen, Minggu, 16 Juli 2023 | 07:00 WIB
Pasukan salib menolak penyerahan wilayah Palestina sebagai syarat gencatan senjata. (Deposit Photos)

Perwakilan Paus ingin menunjuk Frederick dari Jerman, sementara John dari Brienne menginginkannya untuk dirinya sendiri. Tidak hanya itu, untuk mempertaruhkan klaimnya tersebut, Brienne bahkan mulai mencetak koin.

Pada akhirnya, dicapai kompromi dengan memberikan hak penguasaan kepada John sampai Frederick tiba. Hal yang lebih penting dalam sejarah Perang Salib kelima ini adalah, perdebatan tentang langkah penyerbuan selanjutnya.

Pada tanggal 28 Agustus 1221 M, Pasukan Salib menyerah dan gencatan senjata disepakati. (Alchetron)

Pasukan Salib kemudian mulai menyusun pasukan. Ada dua pilihan, mereka maju merebut Kairo atau menggunakan Damietta sebagai alat tawar-menawar untuk mendapatkan wilayah di Palestina, termasuk Yerusalem.

Hebatnya, butuh satu setengah tahun dan kedatangan pasukan dari Jerman di bawah komando Ludwig dari Bayern untuk memutuskan tindakan selanjutnya.

Bahkan kemudian, pada musim semi 1221 M, mereka bergerak seperti siput tanah menuju tujuan mereka.

Sementara itu, al-Kamil berhasil memanfaatkan keragu-raguan musuh untuk membentengi kampnya di Mansourah. Ia segera meminta dukungan sekutunya di Syria dan Mesopotamia.

Pada Juli 1221 M Pasukan Salib bergerak menyerang musuh di Mansourah. Namun, al-Kamil telah membentengi wilayahnya dengan kuat.

Ia dengan mudah mempertahankan wilayahnya berkat posisinya yang bergabung dengan anak sungai ke sungai Nil itu sendiri.

Selain itu, dalam sebulan, kenaikan tahunan Sungai Nil akan terjadi. Meskipun Pasukan Salib tampaknya tidak cepat, waktu masih berpihak kepada pasukan muslim.

Al-Kamil yang cerdik, dengan penuh semangat menunggu pasukan pendukung. Ia sekarang memilih saat yang tepat untuk menawarkan kesepakatan gencatan senjata baru dengan musuh. Mungkin dalam upaya untuk menunda mereka lebih jauh.

Namun, Pasukan Salib menolak persyaratan tersebut. Setelah mengalahkan kelompok penyerbu kecil, dengan gegabah mereka bergerak menyerang kamp berbenteng al-Kamil pada Agustus.