Pada awal periode Meiji, samurai dengan jambul masih bisa dilihat, namun lambat laun mereka menemukan pekerjaan lain yang memanfaatkan keahlian khusus mereka.
Di Jepang modern, Undang-Undang untuk Mengontrol Kepemilikan Senjata Api atau Pedang dan Senjata Sejenis Lainnya melarang kepemilikan pedang Jepang.
Ninja, sebaliknya, selalu bekerja tanpa terlihat seperti mata-mata. Selama periode Negara Berperang (periode Sengoku), mereka melayani prajurit yang kuat (Daimyo - penguasa feodal).
Ninja jarang menggunakan pedang Jepang seperti samurai, melainkan menggunakan shuriken, sumpitan, dan makibishi (kaltrop Jepang). Samurai dan ninja adalah orang yang sangat berbeda dengan tujuan yang sangat berbeda.
Ninja, Peran Mata-mata di Jepang
Ninja adalah makhluk misterius yang menyebarkan informasi palsu kepada musuh tuan yang mereka layani dan melakukan spionase.
Ninja menguasai ninjutsu, suatu bentuk seni bela diri yang unik untuk ninja, dan terkadang melawan musuh.
Ninja melayani pejabat tinggi seperti komandan militer dan bangsawan. Diyakini bahwa peran ninja berawal ketika Pangeran Shotoku mengirim mereka untuk menyelidiki cara kerja Silla (kerajaan Korea kuno).
Tugas Utama Seorang Ninja
Ninja berbaur dengan seluruh dunia sambil mendapatkan informasi atau mencuri dari musuh.
Banyak orang menganggap ninja sebagai seseorang yang berpakaian serba hitam dengan hanya menyisakan matanya yang terbuka. Padahal para ninja menyamar juga sebagai penduduk kota biasa, biksu atau pedagang.