Ketika Bangsa Sparta Menunda Perang demi Merayakan Festival Carneia

By Sysilia Tanhati, Selasa, 25 Juli 2023 | 14:00 WIB
Carneia adalah salah satu festival paling penting dan sakral di Sparta untuk menghormati dewa Apollo Carneius. (Antoine-François Callet)

Prestasi orang Sparta di medan pertempuran membuat mereka menjadi negara kota paling tangguh di dalam sejarah kuno. Sparta memiliki kode etik dan tradisi yang dipegang teguh oleh warganya.

Selain aturan dan tradisi, bangsa Sparta juga merayakan festival-festival, seperti halnya bangsa lain di dunia kuno.

Rakyat di dunia kuno kerap melakukan festival yang didedikasikan untuk dewa-dewanya.

Festival tersebut diselenggarakan sebagai penghormatan bagi sang dewa. Harapannya, mereka akan selalu diberi berkat dan perlindungan.

Bangsa Sparta pun termasuk salah satu bangsa dari dunia kuno yang menyelenggarakan festival-festival untuk dewa.

Carneia adalah salah satu festival paling penting dan sakral di Sparta. Festival ini didedikasikan untuk Apollo Carneius. Ia adalah dewa yang diasosiasikan dengan ramalan, musik, pengejaran intelektual, dan penyembuhan.

Asal-usul festival Carneia

Asal-usul Carneia bak diselimuti kabut waktu. Namun secara umum, festival ini diyakini telah ada pada abad ke-7 Sebelum Masehi.

Festival Carneia dirayakan di semua negara bagian Dorian. Namun di Sparta, festival itu memegang kepentingan budaya dan agama yang paling signifikan.

Carneia diadakan setiap tahun di bulan Metageitnion, yang bertepatan dengan akhir Agustus dalam kalender Gregorian modern.

Carneia bukan hanya festival keagamaan tetapi juga acara budaya yang menyatukan komunitas Sparta.

Bangsa Sparta dikenal dengan gaya hidup militeristik dan disiplinnya. Mengutip dari laman History Skills, “Festival Carneia adalah saat di mana mereka terlibat dalam musik, tarian, dan bentuk ekspresi artistik lainnya.”

Festival ini juga merupakan kesempatan bagi warga Sparta untuk menegaskan kembali ikatan komunal dan identitas bersamanya.

Ritus dan ritual Carneia

Carneia berlangsung selama 9 hari. Konon, ritualnya rumit dan beragam. Festival dimulai dengan pemilihan sekelompok pria, yang dikenal sebagai staphylodromoi atau pelari rumpun anggur.

Orang-orang ini dipilih karena kemurnian moral dan fisik mereka. Apa yang akan dilakukan oleh sekelompok pria pilihan itu? Mereka akan mengejar domba kurban di sekitar altar.

Jika mereka menangkap anak domba, anak domba itu akan dikurbankan untuk Apollo. Bila tidak berhasil ditangkap, maka anak domba terbebas dari kematian.

Mengutip dari laman Britannica, lima pemuda (Karneatai) dipilih dari setiap suku. Satu pria mengenakan karangan bunga, melarikan diri, dan sisanya mengikutinya.

Pria yan dikejar mungkin adalah inkarnasi sementara dari roh tumbuh-tumbuhan. Jika berhasil menangkap si pria itu, ini menjadi pertanda bahwa kesuburan tidak dibiarkan hilang tetapi diamankan. Kesuburan itu akan digunakan untuk panen tahun depan.

Festival itu juga mencakup serangkaian tarian, paduan suara dan kompetisi musik. Semua aktivitas itu mencerminkan Apollo, sang dewa yang dihormati.

Pertunjukan ini bukan sekadar hiburan tetapi dijiwai dengan makna religius dan simbolis. Semua aktivitas selama fesvital dipandang sebagai bentuk komunikasi dengan yang ilahi, cara mencari bantuan dan bimbingan Apollo.

Salah satu fitur yang paling khas dari Carneia adalah eirenexenia, makanan ritual yang dibagikan oleh para peserta.

Pesta komunal ini, yang meliputi daging hewan kurban, merupakan simbol persatuan dan persekutuan di antara bangsa Sparta.

Seberapa penting festival Carneia bagi bangsa Sparta?

Carneia memiliki dampak besar pada masyarakat Sparta dan aktivitas militernya. Menurut sejarawan Thucydides, “Perayaan festival itu sangat penting bahkan memengaruhi waktu kampanye militer.”

Bangsa Sparta enggan terlibat dalam peperangan selama Carneia. Pasalnya, mereka percaya perang akan membuat Apollo tidak senang bila dilakukan saat festival tersebut.

Pengaruh Carneia melampaui Sparta dan negara bagian Dorian. Festival itu juga dirayakan di Kirene, koloni Yunani di Afrika Utara. Bahkan ritualnya memengaruhi perkembangan festival lain di dunia Yunani.

Ketika Carneia menghentikan Sparta yang akan berperang

Menurut sejarawan kuno Herodotus, ketika Persia menginvasi Yunani, Sparta sedang mempersiapkan. Di saat yang sama, Olimpiade juga sedang berlangsung.

Keduanya adalah hari paling suci dalam kalender agama Yunani. Maka, dianggap tidak sopan untuk menghentikannya dengan alasan apa pun. Bahkan saat menghadapi invasi Persia yang akan segera terjadi.

Athena pernah mengirimkan permintaan bantuan mendesak ke Sparta sebelum Pertempuran Marathon pada 490 Sebelum Masehi. Saat itu, pasukan Sparta tertunda karena festival Carneia sedang berlangsung.

Para pemimpin Sparta terikat oleh hukum agama. Mereka memutuskan bahwa mereka tidak dapat mengirim pasukan mereka ke medan perang sampai bulan purnama terbit. Bulan purnama menandai akhir dari Carneia.

Demikian pula, selama Pertempuran Thermopylae pada 480 Sebelum Masehi, Sparta juga sedang menyelenggarakan Carneia.

Mereka hanya mengirim pasukan kecil yang terdiri dari 300 prajurit, dipimpin oleh Raja Leonidas. Pasukan itu membantu negara-kota Yunani lainnya sementara pasukan utama Sparta menyelesaikan festival keagamaan penting itu.

Dalam sejarah kuno, Sparta sering dianggap sebagai salah satu kota paling tangguh dan berkuasa. Prestasi mereka dalam bertempur menjadi legenda hingga zaman modern. Selain tangguh, mereka juga setia menjalankan tradisi dan ritual untuk menghormati dewa-dewa.

Festival tersebut diselenggarakan untuk menghormati para dewa, tujuannya agar mereka terus melindungi bangsa Sparta.