Ayahnya, Marcus Aurelius, membuat keputusan untuk mulai mengomunikasikan posisi Commodus sebagai ahli warisnya. Hal itu menjadikan pemuda sebagai kaisar porphyrogennetos pertama di Kekaisaran Romawi. “Ini berarti, secara harfiah, bahwa dia dilahirkan dalam warna ungu kekaisaran,” tulis Kieren Johns di laman The Collector.
Commodus, Kaisar Romawi yang buruk
Commodus adalah putra dan pewaris kaisar Romawi yang paling terkenal. Namun kini, ia dikenang sebagai salah satu tiran terburuk di Kekaisaran Romawi. Sumber sejarah utama yang merinci kehidupan dan pemerintahannya semuanya mengkritik kaisar. Seringkali, kritik ini mencerminkan keprihatinan para sejarawan itu sendiri.
Cassius Dio, misalnya, fokus makiannya terhadap Commodus berpusat pada perlakuan kaisar terhadap elite politik tradisional kekaisaran. Dio mencerca cara Commodus menolak contoh yang diberikan oleh ayahnya. Dio mengeklaim bahwa Marcus menyediakan serangkaian senator tepercaya untuk memberikan bimbingan bagi putranya. Namun Senat dan Commodus justru tidak memiliki hubungan yang baik.
The Life of Commodus di the Historia Augusta senang menghibur pembaca dengan bukti kemerosotan kaisar. Dikatakan bahwa Commodus gemar berpesta pora seksual, desas-desus inses, hingga melakukan beragam kekejaman.
Commodus sebagai Hercules
Commodus gemar melakukan pertarungan dengan gladiator. Pertarungan ini merupakan ajang untuk menunjukkan kekuatannya,” tambah Johns. Kehadiran senat pada pertarungan gladiator Commodus digunakan sebagai cara kaisar untuk secara terbuka menegaskan kendalinya atas elite Romawi. Para senator yang hadir diperintahkan untuk berteriak: “Anda adalah tuan.”
Gladiator bukanlah satu-satunya cara untuk menunjukkan kekuatan Commodus. Hercules memberi Commodus sarana lebih lanjut untuk mengekspresikan status individualnya. Ia menyamakan diri dengan pahlawan dan semua kebajikan Hercules.
Secara khusus, Hercules juga menghubungkan Commodus dengan panteon Romawi. Hercules adalah putra Jupiter, pemimpin dewa Romawi.
Sebenarnya, kaisar-kaisar pendahulu juga sering mengaitkan dirinya dengan Hercules. Misalnya Trajan yang menyamakan eksploitasi militernya dengan kekuatan Hercules.
Masalah utama tampaknya sejauh mana Commodus menegaskan hubungannya dengan manusia setengah dewa dalam mitologi Romawi itu. Menurut Dio, kaisar memasukkan gelar “Hercules Romawi” sebagai bagian dari namanya. Sementara Hercules juga dimasukkan ke dalam nama bulan kalender Romawi (bersama dengan nama Commodus).
Megalomania kekaisaran ini beredar di wilayah kekaisaran. Hal ini bukanlah fenomena yang terbatas terjadi di kota Roma. Sebuah altar yang ditemukan dari Dura-Europos, di tepi barat daya Sungai Efrat. Penemuan ini adalah bukti penyebaran gagasan Commodus sebagai Hercules bahkan hingga batas terjauh kekaisaran.