Nationalgeographic.co.id—Titanomachy adalah pertempuran 10 tahun antara Titan yang lebih tua dan dewa Olympian yang lebih muda dalam mitologi Yunani.
Kesenjangan generasi tua yang biasa-biasa saja tampaknya menjadi sumber konflik Titanomachy. Sementara itu para Titan tidak ingin melepaskan kekuatan tak terbatas mereka kepada anak muda.
Sebuah puisi berjudul Titanomachy yang ditulis oleh seorang penyair terkenal, Eumelus dari Corinth, merinci pertempuran Titanomachy. Pertempuran antara para Titan dan Olympian. Akan tetapi, sayangnya karya itu hilang.
Theogony Hesiod disusun pada tahun 700 SM. Dalam karya tersebut menggambarkan pertempuran suksesi dewa. Ada juga catatan lain tentang bentrokan Titanomachy oleh Apollodorus, seorang ahli mitos, pada abad ke-1 atau ke-2 Masehi.
Kisah Titanomachy dimulai pada saat Uranus (dewa langit) menguasai alam semesta bersama Gaia (dewa Bumi).
Mereka adalah dewa purba, yakni dewa dan dewi pertama yang lahir dari kekacauan purba.
Uranus dan Gaia memiliki 12 anak. Namun, keturunan mereka tumbuh menjadi raksasa yang menjulang tinggi. Tak lama kemudian Uranus menjadi takut pada anak-anaknya sendiri.
Uranus takut anak raksasanya, para Titan, akan mampu mengalahkannya. Uranus tidak tahan membayangkan kehilangan kekuatan tertingginya. Mulailah tirani yang akhirnya mengarah pada pertempuran epik Titanomachy.
Uranus melemparkan semua anaknya ke kedalaman gelap Tartarus, penjara bawah tanah yang menyiksa di bawah Hades.
Gaia sangat marah dengan tindakan kasar suaminya terhadap anak-anaknya. Akibatnya terjadi keretakan yang berbahaya antara suami dan istri. Gaia pun bertekad untuk membalas dendam pada suaminya yang kejam.
Gaia membujuk putra bungsunya, Cronus, untuk mengebiri ayahnya ketika dia datang untuk melakukan hubungan seksual dengannya.
Dibantu dengan sabit raksasa, Cronus yang pemberani berhasil menyergap ayahnya. Dia memotong alat kelaminnya dan membuangnya ke laut.