Warisan Abadi Miyamoto Musashi, Samurai Masyhur di Kekaisaran Jepang

By Sysilia Tanhati, Senin, 24 Juli 2023 | 18:00 WIB
Miyamoto Musashi dikenal sebagai salah satu samurai terhebat di Kekaisaran Jepang. Ia meninggalkan warisan abadi yang terus dikenang hingga kini. (Utagawa Kuniyoshi)

Nationalgeographic.co.id—Miyamoto Musashi dikenal sebagai salah satu samurai terhebat di Kekaisaran Jepang. Ia adalah ahli pedang dan ronin yang dihormati di Jepang. Kisah hidupnya yang menarik membuat Musashi menjadi salah satu ikon budaya paling terkenal di Negeri Matahari Terbit itu.

Dia menulis salah satu risalah seni bela diri paling terkenal sepanjang masa: Go Rin no Sho. Dikenal juga sebagai The Book of Five Rings, tulisannya itu menjadi panduan ilmu pedang, strategi militer, dan filosofi. Karya Musashi disusun dalam lima buku yang mewakili lima elemen kosmologi Jepang: Tanah, Air, Api, Angin, dan Kehampaan.

Kelak, tulisan Miyamoto Musashi menjadi warisan abadi dari samurai terhebat di Kekaisaran Jepang.

Miyamoto Musashi “melepaskan” pedang setelah duelnya dengan Kojiro

Setelah mengalahkan Kojiro, Miyamoto Musashi bisa mengeklaim sebagai pendekar pedang terhebat di Kekaisaran Jepang. Tapi dia baru menjadi samurai terhebat setelah hari-hari duelnya selesai.

Kematian Kojiro membuat Musashi sedih dan dia mengalami semacam kebangkitan spiritual. Sementara Musashi kemudian berpartisipasi dalam duel kecil, musha shugyo-nya (pengembaraan) telah berakhir.

Dia menjadi mawas diri dan menulis saat ini:

“Saya mengerti bahwa saya belum menjadi pemenang karena keahlian yang luar biasa dalam seni bela diri. Mungkin saya memiliki bakat alami atau tidak menyimpang dari prinsip-prinsip alami. Atau lagi, apakah seni bela diri dari gaya lain kurang? Setelah itu, bertekad untuk mencapai pemahaman yang lebih jelas tentang prinsip-prinsip yang mendalam, saya berlatih siang dan malam. Pada saat saya berusia 50 tahun, saya menyadari jalan seni bela diri ini secara alami.”

Ahli pedang itu menjadi guru seni bela diri dan menganut filosofi Buddhisme Zen. Dia juga serius berlatih seni bela diri, menekuni kaligrafi, dan melukis. Dia, pada kenyataannya, menjadi samurai yang ideal sebagai sarjana, seniman, dan ahli pengendalian diri.

Pada tahun 1643, Musashi mungkin merasakan kematian datang ketika dia mulai menulis otobiografinya, Go Rin No Sho. Tulisannya juga dikenal sebagai Kitab Lima Lingkaran atau The Book of Five Rings. Musashi menyelesaikannya dalam waktu 2 tahun.

The Book of Five Rings, karya Miyamoto Musashi yang abadi

“The Book of Five Rings menguraikan cara Miyamoto Musashi memandang dunia, filosofinya, dan seni bela diri,” tulis Michael Smathers di laman The Collector.