Warisan Abadi Miyamoto Musashi, Samurai Masyhur di Kekaisaran Jepang

By Sysilia Tanhati, Senin, 24 Juli 2023 | 18:00 WIB
Miyamoto Musashi dikenal sebagai salah satu samurai terhebat di Kekaisaran Jepang. Ia meninggalkan warisan abadi yang terus dikenang hingga kini. (Utagawa Kuniyoshi)

Sedangkan Angin menunjukkan masalah Musashi dengan ajaran aliran ilmu pedang lain. Musashi mencela preferensi untuk pedang yang lebih panjang (nodachi) dan pedang pendek (kodachi).

Dengan pedang yang lebih panjang, mudah untuk terlalu mengandalkan jangkauan dan tidak efektif jika musuh mendekat. Dengan pedang pendek, mudah terjebak dalam posisi bertahan.

Tidak ada salahnya belajar menggunakan senjata-senjata ini. Musashi menganjurkan agar seorang samurai belajar menggunakan banyak senjata dan tampil sesuai tuntutan situasi tetapi tidak memiliki preferensi.

Kehampaan

Kehampaan adalah renungan spiritual tentang keadaan pikiran yang ideal. “Buku ini lebih filosofis dari yang lain,” tambah Smathers. Bagian ini menggali pola pikir yang tepat yang harus dimiliki seorang samurai atau prajurit: mushin atau Mind of the Void. Seharusnya tidak ada praduga, rencana, ide, atau keinginan untuk hasil tertentu.

Menurut Musashi, seorang samurai atau prajurit harus bertindak secara naluriah sesuai dengan keterampilan yang telah diajarkan. Satu-satunya tujuannya adalah menebas musuh yang berdiri di depan mereka terlepas dari bagaimana hal itu harus dilakukan. Hidup sepenuhnya pada saat yang ada memungkinkan seseorang untuk bertindak dan bereaksi terhadap keadaan yang berubah.

Seperti The Art of War karya Sun Tzu, beberapa nasihat Musashi memiliki nilai abadi di Kekaisaran Jepang, bahkan di dunia. Seperti yang ditulis Musashi: “Tidak ada apa pun di luar diri Anda yang dapat membuat Anda menjadi lebih baik, lebih kuat, lebih kaya, lebih cepat, atau lebih pintar. Semuanya ada di dalam. Semuanya ada. Jangan mencari apa pun di luar dirimu.”

Tulisan Miyamoto Musashi menjadi warisan abadi dari samurai terhebat di Kekaisaran Jepang.