Benarkah Makam Kaisar Tiongkok Qin Shi Huang Diselimuti oleh Kutukan?

By Sysilia Tanhati, Rabu, 26 Juli 2023 | 17:00 WIB
Mausoleum kaisar pertama Tiongkok, Qin Shi Huang, adalah temuan arkeolog terpenting dalam sejarah. Penuh misteri, benarkah makam ini diselimuti oleh kutukan? (Kevin Olson/Unsplash)

Pada tahun 91 Sebelum Masehi, Sima Qian menulis: “Setelah penguburan dan penyegelan harta karun, gerbang tengah ditutup dan gerbang luar ditutup. Tujuannya untuk memenjarakan semua pengrajin dan pekerja, sehingga tidak ada yang keluar.”

Makam kaisar dilindungi oleh prajurit terakota yang terdiri dari 8.000 patung seukuran aslinya. Lubang di sekitarnya juga termasuk kuda terakota, kereta perunggu, dan bahkan akrobat. “Semua itu melambangkan pengabdian abadi kepada kaisar,” kata Bogaard.

Produksi patung-patung terakota adalah bukti kehebatan logistik dan seni Tiongkok di masa itu. Prajurit berukuran tinggi 1,8 meter dan beratnya sekitar 200 kg. Keindahan prajurit terakota menjadi lebih mengesankan dari dekat. Amati dari dekat, Anda akan menemukan detail gaya rambut, fitur wajah, lipatan pakaian yang realistis, dan sisa-sisa pigmen yang pernah digunakan dalam pewarnaan.

Para sarjana telah lama memperdebatkan metode di balik penciptaan patung-patung itu. Bahkan, eksperimen langsung dilakukan untuk mencoba merekayasa balik proses tersebut.

Yang mengesankan, diperkirakan Qin Shi Huang telah memerintakan pembangunan mausoleum dan isinya sebelum ia mempersatukan Tiongkok dan menjadi kaisar. Semua pekerjaan itu diselesaikan dalam waktu beberapa tahun sebelum kematiannya yaitu pada 210 Sebelum Masehi.

Benarkah prajurit terakota Kaisar Qin Shi Huang membawa kutukan?

Di tengah ribuan pengunjung yang terkagum-kagum, hanya sedikit yang mengetahui kisah menarik tentang kemalangan seputar keajaiban arkeologi ini. P

emujaan leluhur dalam kepercayaan rakyat Tiongkok memberikan kekuatan yang sangat besar kepada orang mati. Menghormati tempat peristirahatan mereka dianggap perlu untuk menenangkan arwah leluhur ini. Maka, mengganggu permakaman itu bisa dikatakan melanggar kepercayaan tersebut.

Paul Bahn mencatat bahwa di Tiongkok kuno, stabilitas dunia bergantung pada nenek moyang yang beristirahat tanpa gangguan.

Keyakinan ini mungkin menjelaskan mitos seputar prajurit terakota Kaisar Qin Shi Huang. Prajurit terakota pertama kali muncul saat para pekerja menggali air selama musim kemarau pada tahun 1974.

“Semua orang takut menyentuhnya. Kami mengira itu adalah patung kuil, mungkin Buddha. Kami takut Buddha akan menghukum kami,” komentar Yang Quanyi, salah satu pekerja asli.

Bagi tujuh orang yang pertama kali bertemu dengan prajurit terakota, komentar ini bisa dianggap profetik. Ketika berita tentang makam kaisar menyebar, pemerintah datang untuk mengeklaim tanah pertanian. Saat itu, pemerintah Tiongkok bahkan menghancurkan rumah di sekitarnya untuk penggalian. Bahkan ruang museum dan toko suvenir ikut dibangun. Pembanguan itu menghilangkan cara hidup bertani warga untuk selamanya.

Di antara para penggali sumur, satu bunuh diri, sementara yang lain meninggal dalam kemiskinan. Sedangkan yang lainnya harus menandatangani buku tentang penemuan itu dengan bayaran yang tidak seberapa.

Sementara itu, penipu terus mengeksploitasi identitas mereka untuk mendapatkan keuntungan. Penemuan mausoleum tersebut memperkaya pemerintah melalui pendapatan pariwisata. Namun ironisnya, komodifikasi prajurit terakota menjadi kutukan abadi bagi para penemu dan keluarga mereka.

Arkeolog belum menggali gundukan makam kaisar itu sendiri. Untuk melakukannya, para pekerja menggali hingga kedalaman 30 meter. Kemudian membangun sebuah kuburan sebelum menutupinya dengan gundukan berbentuk piramida yang tingginya lebih dari 50 meter. Banyak spekulasi seputar apa yang mungkin ada di dalamnya.

2.000 tahun telah berlalu, Kaisar Pertama Tiongkok Qin Shi Huang masih terus menarik minat banyak orang. Tampaknya, harapan kaisar untuk hidup abadi telah tercapai. Meski dalam bentuk yang berbeda.