Benarkah Makam Kaisar Tiongkok Qin Shi Huang Diselimuti oleh Kutukan?

By Sysilia Tanhati, Rabu, 26 Juli 2023 | 17:00 WIB
Mausoleum kaisar pertama Tiongkok, Qin Shi Huang, adalah temuan arkeolog terpenting dalam sejarah. Penuh misteri, benarkah makam ini diselimuti oleh kutukan? (Kevin Olson/Unsplash)

Nationalgeographic.co.id—Mausoleum Kaisar Tiongkok yang pertama, Qin Shi Huang, menjadi salah satu daya tarik wisata utama di Tiongkok. Ribuan prajurit terakota melindungi makam sang kaisar. Mausoleum itu ditemukan pada tahun 1970-an di Xian, di Tiongkok barat laut

Konon, terdapat legenda yang mengerikan di balik kisah mausoleum Qin Shi Huang dan tentara terakota yang menakjubkan itu. Prajurit terakota Qin Shi Huang itu dipercaya membawa kutukan. Apakah benar demikian?

Kisah Kaisar Tiongkok Pertama Qin Shi Huang

Lahir dengan nama Zhao Zheng pada 259 Sebelum Masehi, Qin Shi Huang menjadi raja provinsi Qin di usianya yang ke-13.

Pada 221 Sebelum Masehi, ia menaklukkan beberapa provinsi lain dan memproklamasikan dirinya sebagai Qin Shi Huangdi (Kaisar Qin Pertama).

Pemerintahannya yang singkat ditandai dengan kemajuan besar dalam memusatkan kekuasaan serta tindakan tirani. Dia membakukan penulisan, bobot dan ukuran, serta sistem moneter dan hukum.

Meski kejam, kaisar Tiongkok pertama berjasa besar. Kaisar Qin Shi Huangdi menyatukan wilayah yang bertikai dan membentuk Tiongkok bersatu. (Wikipedia)

Selama masa pemerintahannya, pembangunan Tembok Besar yang tersohor dimulai. Kaisar pertama juga terkenal karena membakar buku dan menganiaya para intelektual.

Mausoleum Kaisar Tiongkok Qin Shi Huang

Dijuluki keajaiban dunia ke-8, penemuan mausoleum Kaisar Tiongkok Qin Shi Huang memberikan banyak informasi tentang pemerintahan sang kaisar. “Ia dikenang sebagai seorang megalomania yang terobsesi untuk menemukan formula kehidupan abadi,” tulis Cecilia Bogaard di laman Ancient Origins.

Sejarawan berpendapat bahwa Qin Shi Huang mencapai keabadian dengan komplek makam raksasa. Komplek itu berhasil disembunyikan selama lebih dari 2.000 tahun. Makam besarnya adalah bukti pencarian keabadian, di mana monumen besar ini akan mengingatkan generasi mendatang akan kebesarannya.

Diperkirakan butuh 700.000 pekerja selama 3 dekade untuk membangun mausoleum itu. Legenda menunjukkan bahwa para pekerja ini kemudian dikubur hidup-hidup untuk mencegah perampok makam dan merahasiakan lokasi makam.

Pada tahun 91 Sebelum Masehi, Sima Qian menulis: “Setelah penguburan dan penyegelan harta karun, gerbang tengah ditutup dan gerbang luar ditutup. Tujuannya untuk memenjarakan semua pengrajin dan pekerja, sehingga tidak ada yang keluar.”

Makam kaisar dilindungi oleh prajurit terakota yang terdiri dari 8.000 patung seukuran aslinya. Lubang di sekitarnya juga termasuk kuda terakota, kereta perunggu, dan bahkan akrobat. “Semua itu melambangkan pengabdian abadi kepada kaisar,” kata Bogaard.

Produksi patung-patung terakota adalah bukti kehebatan logistik dan seni Tiongkok di masa itu. Prajurit berukuran tinggi 1,8 meter dan beratnya sekitar 200 kg. Keindahan prajurit terakota menjadi lebih mengesankan dari dekat. Amati dari dekat, Anda akan menemukan detail gaya rambut, fitur wajah, lipatan pakaian yang realistis, dan sisa-sisa pigmen yang pernah digunakan dalam pewarnaan.

Para sarjana telah lama memperdebatkan metode di balik penciptaan patung-patung itu. Bahkan, eksperimen langsung dilakukan untuk mencoba merekayasa balik proses tersebut.

Yang mengesankan, diperkirakan Qin Shi Huang telah memerintakan pembangunan mausoleum dan isinya sebelum ia mempersatukan Tiongkok dan menjadi kaisar. Semua pekerjaan itu diselesaikan dalam waktu beberapa tahun sebelum kematiannya yaitu pada 210 Sebelum Masehi.

Benarkah prajurit terakota Kaisar Qin Shi Huang membawa kutukan?

Di tengah ribuan pengunjung yang terkagum-kagum, hanya sedikit yang mengetahui kisah menarik tentang kemalangan seputar keajaiban arkeologi ini. P

emujaan leluhur dalam kepercayaan rakyat Tiongkok memberikan kekuatan yang sangat besar kepada orang mati. Menghormati tempat peristirahatan mereka dianggap perlu untuk menenangkan arwah leluhur ini. Maka, mengganggu permakaman itu bisa dikatakan melanggar kepercayaan tersebut.

Paul Bahn mencatat bahwa di Tiongkok kuno, stabilitas dunia bergantung pada nenek moyang yang beristirahat tanpa gangguan.

Keyakinan ini mungkin menjelaskan mitos seputar prajurit terakota Kaisar Qin Shi Huang. Prajurit terakota pertama kali muncul saat para pekerja menggali air selama musim kemarau pada tahun 1974.

“Semua orang takut menyentuhnya. Kami mengira itu adalah patung kuil, mungkin Buddha. Kami takut Buddha akan menghukum kami,” komentar Yang Quanyi, salah satu pekerja asli.

Bagi tujuh orang yang pertama kali bertemu dengan prajurit terakota, komentar ini bisa dianggap profetik. Ketika berita tentang makam kaisar menyebar, pemerintah datang untuk mengeklaim tanah pertanian. Saat itu, pemerintah Tiongkok bahkan menghancurkan rumah di sekitarnya untuk penggalian. Bahkan ruang museum dan toko suvenir ikut dibangun. Pembanguan itu menghilangkan cara hidup bertani warga untuk selamanya.

Di antara para penggali sumur, satu bunuh diri, sementara yang lain meninggal dalam kemiskinan. Sedangkan yang lainnya harus menandatangani buku tentang penemuan itu dengan bayaran yang tidak seberapa.

Sementara itu, penipu terus mengeksploitasi identitas mereka untuk mendapatkan keuntungan. Penemuan mausoleum tersebut memperkaya pemerintah melalui pendapatan pariwisata. Namun ironisnya, komodifikasi prajurit terakota menjadi kutukan abadi bagi para penemu dan keluarga mereka.

Arkeolog belum menggali gundukan makam kaisar itu sendiri. Untuk melakukannya, para pekerja menggali hingga kedalaman 30 meter. Kemudian membangun sebuah kuburan sebelum menutupinya dengan gundukan berbentuk piramida yang tingginya lebih dari 50 meter. Banyak spekulasi seputar apa yang mungkin ada di dalamnya.

2.000 tahun telah berlalu, Kaisar Pertama Tiongkok Qin Shi Huang masih terus menarik minat banyak orang. Tampaknya, harapan kaisar untuk hidup abadi telah tercapai. Meski dalam bentuk yang berbeda.