Theia, Dewi Cahaya Terang dan Kebijaksanaan dalam Mitologi Yunani

By Sysilia Tanhati, Rabu, 26 Juli 2023 | 19:00 WIB
Theia adalah salah satu dewi dalam mitologi Yunani. Meski tidak terlalu dikenal, ia melahirkan putra putri yang berperan penting dalam mitologi. (Doomu/Freepik)

Nationalgeographic.co.id—Tidak seperti Titan lainnya, Theia tidak terlalu dikenal sebagai dewi dalam mitologi Yunani. Theia adalah dewi cahaya dan dianggap sebagai salah satu Titan.

Dia adalah istri Hyperion, dewa matahari. Keduanya memiliki tiga keturunan, yaitu Helios (matahari), Selene (bulan), dan Eos (fajar).

“Theia juga seorang dewi penglihatan dan kebijaksanaan,” tulis Caleb Strom. Popularitas Theia tampaknya telah memudar sebagai dewi terkemuka di antara orang Yunani kuno. Namun keturunannya kemungkinan besar memengaruhi perkembangan Apollo dan Artemis.

Asal-usul Theia dalam mitologi Yunani

Memahami peran Theia membutuhkan pemahaman latar belakang mitologinya. Seperti semua budaya, orang Yunani kuno awalnya memahami dunia melalui mitologi. Mitologi adalah cerita yang menjelaskan arti dunia lebih dari yang menggambarkan mekanisme proses alam yang membentuk dunia. Inilah yang membuat mitologi berbeda dari sains.

Ada beberapa versi kisah penciptaan Yunani kuno, tetapi semuanya memiliki urutan yang sama seperti berikut ini.

Pertama, ada kekacauan. Dunia tidak berbentuk. Dari kekacauan itu, muncul Gaia, Tarturus, Eros, dan Pontus. Gaia adalah personifikasi bumi. Lalu Tarturus, personifikasi dunia bawah.

Eros, dewa cinta yang dapat dianggap sebagai personifikasi energi yang menyebabkan perubahan di alam semesta. Sedangkan Pontus adalah dewa laut awal.

Dari Gaia muncul Uranus, dewa langit. Gaia dan Uranus kemudian menikah dan melahirkan para Titan. Mereka adalah Hyperion, Theia, dan Cronus di antara dewa-dewa awal lainnya.

Gaia dan Uranus menghasilkan keturunan lain juga. Mereka adalah Cyclops, makhluk bermata satu yang memiliki kekuatan dan keterampilan luar biasa dalam pengerjaan logam. Juga Hecatoncheires, makhluk yang memiliki seratus tangan dan lima puluh kepala.

Makhluk-makhluk ini dianggap sangat mengerikan oleh Uranus sehingga ia memenjarakan mereka jauh di dalam Gaia. Gaia membenci penganiayaan terhadap anak-anaknya dan berencana untuk menggulingkan Uranus.

Plot ini melibatkan Titan laki-laki termuda, Cronus. Cronus menggunakan sabit buatan Gaia untuk mengebiri Uranus, ayahnya. Hyperion dikatakan sebagai salah satu Titan yang menahan Uranus seperti yang dilakukan Cronus.

Setelah penggulingan Uranus, Cronus menjadi penguasa baru alam semesta. Dikatakan dalam mitologi Yunani bahwa Cronus memimpin masa kedamaian dan kemakmuran yang besar bagi dunia. Mungkin selama atau setelah waktu ini, Theia sang dewi cahaya menikahi Hyperion sang dewa matahari. Keduanya pun melahirkan keturunan.

Namun, ada satu masalah. Cronus tidak membebaskan para Cyclops dan Hecatoncheires dari penjara mereka di Tartarus. “Hal ini membuat Gaia marah,” tambah Strom. Ada ramalan yang menyebutkan bahwa Cronus akan digulingkan oleh salah satu anaknya. Cronus kemudian merebut dan memakan setiap anak baru yang dilahirkan Rhea.

Gaia berniat menggulingkan Cronus. Jadi ketika Zeus lahir, dia membantu Rhea menyembunyikan dewa yang baru lahir di Kreta. Ketika Zeus sudah dewasa, dia memaksa ayahnya untuk memuntahkan saudara-saudaranya. Setelah ini, pertempuran besar para dewa dimulai.

Pertempuran terjadi antara Gunung Olimpus, singgasana Zeus dan dewa Olimpus, dan Gunung Othrys, gunung tempat Titan menguasai alam semesta. Para Titan yang berperang melawan Zeus semuanya dipenjarakan di Tartarus. Namun, beberapa Titan, seperti Oceanus dan Theia, tetap netral. Karena itu, kemungkinan besar Theia lolos dari penjara.

Peran Theia dalam mitologi Yunani

Ada sedikit penyebutan Theia dalam mitologi Yunani selanjutnya. Tapi ia dikenal sebagai seorang dewi yang diasosiasikan dengan cahaya, penglihatan, dan kebijaksanaan. Theia mampu memanipulasi cahaya dan semua keturunannya terlibat dalam penciptaan atau manipulasi cahaya.

Sang dewi juga dikaitkan dengan udara berkilauan dari atmosfer atas yang biru cerah. Selain itu, batu permata dan logam mulia, seperti emas dan perak, dikatakan berkilau karena Theia.

Orang Yunani kuno percaya bahwa mereka dapat melihat karena pancaran cahaya yang menonjol dari mata mereka. Jadi, masuk akal jika mereka menjadikan Theia dewi penglihatan dan cahaya dalam mitologi Yunani.

Theia juga dikaitkan dengan kebijaksanaan dan ramalan. Ada sebuah kuil di Phthiotis di Thessaly yang didedikasikan untuknya. Meskipun tidak memainkan peran utama dalam mitologi Yunani selanjutnya, keturunan Theia memiliki peran menonjol.

Keturunan Theia—Matahari, Bulan, dan Fajar

Theia, dengan suaminya Hyperion, memiliki tiga anak, Helios (matahari), Selene (bulan), dan Eos (fajar). Keturunan Theia semuanya terkait dengan fenomena yang melibatkan cahaya.

Matahari adalah sumber cahaya utama di siang hari. Bulan adalah sumber cahaya utama pada malam hari di mana bulan berada pada fase yang tepat.

Sementara itu fajar adalah ketika cahaya matahari mulai muncul di sekeliling dunia sebelum matahari yang sebenarnya terbit. Bahkan suami Theia, Hyperion, adalah dewa matahari awal.

Keturunan Theia adalah alasan lain mengapa Theia dianggap sebagai dewi cahaya. Semua keturunannya dapat memanipulasi cahaya.

Theia tidak lagi disembah. Ia pun perlahan dilupakan dalam mitologi Yunani.