Selidik Hewan Peliharaan Viking: Dari Kucing hingga Beruang Kutub

By Tri Wahyu Prasetyo, Minggu, 30 Juli 2023 | 13:00 WIB
Anjing merupakan salah satu hewan yang dipelihara oleh Bangsa Viking. Anjing juga dianggap sebagai simbol status status sesorang. (Viking Style)

Nationalgeographic.co.id – Seperti halnya bagi budaya lain, hewan peliharaan juga penting bagi bangsa Nordik pada Zaman Viking (sekitar 790-1100 M). Menurut penulis sejarah kuno, Joshua J. Mark, Bangsa Viking memelihara anjing dan kucing sebagai hewan peliharaan, “keduanya muncul dalam ikonografi dan literatur religius bangsa Nordik.”

Tak hanya itu, orang-orang Nordik kala itu juga memelihara beruang dan burung peliharaan, seperti elang, alap-alap kawah, dan burung merak.

Kucing dalam Mitologi Nordik

Kucing adalah hewan kesayangan dewi kesuburan Freya, yang juga merupakan dewi cinta dan keberuntungan. Kereta Freyja ditarik oleh kucing, khususnya skogkatt (kucing hutan Norwegia), yang lebih besar dan lebih kuat daripada kebanyakan kucing rumahan yang dijinakkan.

Dalam mitologi Nordik, Freya diniscayai mampu meramal masa depan dan membentuk takdir seseorang. Hal ini berkaitan dengan sifat kucing itu sendiri: kucing dianggap tidak dapat diprediksi seperti halnya kehidupan itu sendiri.

Lukisan Freya mengendarai kereta kucingnya oleh Emil Doepler (Public domain/Wikimedia Commons)

Meskipun kucing adalah hewan suci bagi Freya, menurut Joshua, kucing tetap menjadi hewan yang dikorbankan dalam ritual.

“Bulunya digunakan untuk melapisi sarung tangan dan pakaian lainnya,” jelas Joshua, “namun pada saat yang sama, membunuh seekor kucing dianggap sebagai pembawa sial.”

Menurut mitolog dan cendekiawan Jakob Grimm, "ketika seorang pengantin wanita pergi ke pesta pernikahan saat cuaca cerah, mereka mengatakan 'dia telah memberi makan kucing dengan baik', tidak menyinggung perasaan kesayangan dewi cinta."

Dalam mitologi Nordik, memperlakukan kucing dengan baik, akan membuat sang dewi melakukan hal yang sama terhadap manusia.

Selain sebagai hewan kesayangan dewi Freya, kucing juga muncul dalam mitos Fenrir. Diketahui Fenrir adalah serigala besar yang menengarai akhir dunia atau senjakala bagi para dewa.

Konon, gleipnir–tali yang digunakan untuk menahan Fenrir–terbuat dari suara kucing yang sedang berjalan, jenggot seorang wanita, akar pegunungan, napas ikan, dan ludah seekor burung.

Selain itu, dalam kisah Thor melawan Utgarda-Loki, kucing muncul sebagai karakter dengan peran penting. Thor mendapat tantangan untuk mengangkat seekor kucing abu-abu. Meskipun terlihat gampang, faktanya tantangan itu membuat Thor kewalahan. Kucing abu-abu itu sebenarnya adalah ular Midgard yang melingkari dunia.

Kucing dalam kehidupan sehari-hari Bangsa Nordik

Menurut Joshua, tidak diragukan lagi bahwa kucing dibawa ke Skandinavia melalui perdagangan dengan bangsa Fenisia atau Romawi. “Kucing pertama yang melakukan perjalanan mungkin diselundupkan dari Mesir.”

Meskipun Mesir memiliki peraturan yang ketat tentang penjualan kucing, hal ini tidak menghentikan para pedagang.

Ukiran kepala binatang, kemungkinan seekor kucing, pada kapal Viking Oseberg. (Via worldhistory.org)

Dalam kehidupan sehari-hari orang Nordik, kucing merupakan aspek penting dalam rumah tangga untuk mengendalikan tikus. Tak hanya di dalam rumah, terkadang kucing juga ikut berlayar di kapal Viking.

Tak hanya kucing, anjing juga sama pentingnya dalam budaya Nordik. Anjing berfungsi sebagai teman setia dan pemandu ke alam baka.

Anjing dalam Mitologi Nordik

Anjing yang paling terkenal dari mitologi Nordik adalah Garm (juga disebut Garmr). Menurut mitolog Snorri Sturluson (1179-1241 M), Garm ditugaskan untuk menjaga gerbang alam akhirat Hel.

Garm dikatakan telah menjaga jiwa-jiwa orang mati dengan aman di balik tembok-tembok Hel. Garm juga menjaga orang-orang yang masih hidup agar tidak masuk tanpa izin untuk membawa jiwa kembali ke dunia orang hidup.

Beberapa pendapat menyatakan, bahwa sejatinya Garm bukanlah penjaga Hel, melainkan berhubungan dengan serigala besar Fenrir. 

Namun, Joshua menerangkan, Garm disebut sebagai "anjing terbaik" oleh Odin dalam bagian Grimnismal dari Puisi Edda ketika Odin membuat daftar hal-hal terbaik di semua alam kosmologis.

“Sepertinya tidak mungkin ia akan menyebut Garm dengan cara ini jika Garm adalah nama lain dari Fenrir,” kata Joshua.

Entah Garm adalah penjaga Hel atau bukan, anjing sangat erat kaitannya dengan para dewa dan alam baka. 

Hikayat-hikayat Islandia menyebutkan bahwa anjing-anjing menemani tuannya ke Valhalla setelah kematian. Anjing bertindak sebagai semacam pendamping yang membimbing jiwa dari alam kehidupan ke alam setelah kematian.

Anjing dalam Kehidupan Sehari-hari Bangsa Nordik

Seperti halnya kucing, anjing tidak hanya dihormati melalui hubungan mitologi dan sepirtual, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Anjing adalah sahabat sekaligus hewan pekerja.

Bagi para petani yang memiliki uang lebih, biasanya mereka akan memelihara anjing pemburu dan anjing penggembala. Anjing-anjing ini memiliki harga yang tidak murah serta mahal untuk dilatih dan dipelihara. Inilah yang membuatnya menjadi simbol status di antara bangsa Nordik. 

“Semakin banyak anjing yang dimiliki seseorang, semakin besar pula ia menunjukkan kekayaan dan kesuksesannya,” jelas Joshua.

Peliharaan Lain Bangsa Nordik

Beruang, elang, dan alap-alap kawah juga dipelihara sebagai hewan peliharaan. Beruang adalah hewan peliharaan yang cukup umum, tetapi elang dan alap-alap kawah hanya dipelihara oleh kaum bangsawan dan pedagang kaya, begitu pula dengan burung merak. 

Beruang cokelat diambil di habitatnya saat masih kecil dan dijinakkan sebagai peliharaan. Beruang-beruang ini kemudian dikenal sebagai "beruang rumah". Meskipun sudah dilatih, terkadang beruang-beruang ini menjadi sumber kekacauan.

Denda yang besar dikenakan pada orang-orang yang membiarkan beruang di rumah mereka lepas dan merusak properti orang lain

Tak hanya beruang cokelat, Joshua menjelaskan, beruang kutub juga menjadi salah satu hewan yang dijinakkan.

“Cendekiawan Sveinbjorn Rafnsson mencatat bagaimana permukiman Nordik di Islandia dan Greenland mampu mengekspor barang-barang berharga eksotis ke Eropa, termasuk beruang kutub,” jelasnya.

Apakah bangsa Nordik juga menjinakkan hewan liar lainnya sebagai hewan peliharaan? Jawabnya tidak diketahui. Namun menurut Joshua, “hal itu sangat mungkin terjadi.”