Nationalgeographic.co.id—Ketika mendengar istilah araknida, visi yang muncul mungkin adalah laba-laba. Dalam dunia hewan makhluk ini terkesan menggelikan, makhluk yang merayap diam-diam dan membuat jaring di sudut ruangan.
Tidak hanya itu, laba-laba juga mungkin dikesankan sebagai makhluk berbulu besar dengan taring seperti mitos Shelob atau Aragog. Makhluk aneh di dunia hewan ini cukup mengerikan dan mengintai di dalam gelap.
Akan tetapi, dari semua itu, seberapa besar (dan ganas) araknida yang pernah kita ketahui? Atau, pertanyaan yang lebih spesifik, apa araknida terbesar yang pernah hidup?
Menjawab pertanyaan ini tampak sederhana. Di dunia hewan, araknida adalah artropoda berkaki delapan, yang berarti bahwa kelompok ini tidak hanya berisi laba-laba.
Araknida juga termasuk kalajengking dan kutu, di antara kelompok lain yang jauh lebih kecil dan lebih jarang.
Dari jumlah tersebut, laba-laba adalah kelompok araknida yang paling beragam. Bahkan belum lama ini, spesies ke-50.000 baru saja ditemukan. Dan jumlah itu diperkirakan akan terus bertambah.
Masalahnya adalah apa yang dianggap sebagai araknida adalah pertanyaan terbuka dan masih diperdebatkan.
Araknida adalah bagian dari kelompok artropoda yang lebih besar yang disebut chelicerata. Chelicerata juga dibagi menjadi kelompok yang lebih kecil, dengan araknida menjadi satu kelompok.
Sementara kepiting tapal kuda (dalam ordo Xiphosura) dan kalajengking laut (Eurypterida) menjadi kelompok terpisah, tetapi terkait dengan araknida.
Menurut Russell Bicknell, ahli paleontologi di University of New England di Australia, ini adalah filogeni yang diterima secara tradisional.
"Tapi sebuah makalah yang dipublikasikan baru-baru ini menganggap ini salah, dan menyarankan bahwa kepiting tapal kuda dan kalajengking laut sebenarnya termasuk ke dalam araknida."