Dunia Hewan: Hiu Penjemur Berdarah Panas Membingungkan Para Ilmuwan

By Ricky Jenihansen, Rabu, 2 Agustus 2023 | 18:00 WIB
Hiu penjemur ternyata memiliki mekanisme tubuh endotermik regionel atau berdarah panas. (Public Domain)

Nationalgeographic.co.id – Pada umumnya di dunia hewan, hampir semua ikan dikenal sebagai hewan berdarah dingin. Akan tetapi, para ilmuwan telah menemukan kasus luar biasa di dunia hewan, yaitu ikan hiu penjemur berdarah panas.

Secara mendasar, temuan tersebut jelas mengejutkan dan dapat mengubah pemahaman kita tentang fisiologi ikan. Rincian tentang ikan berdarah panas itu telah dijelaskan dalam jurnal Endangered Species Research.

Para ilmuwan menerbitkan temuan tersebut dengan judul "Regionally endothermic traits in planktivorous basking sharks Cetorhinus maximus" dan dapat diakses secara daring.

Menurut peneliti, adalah fakta bahwa hiu penjemur (Cetorhinus maximus) menunjukkan peningkatan suhu tubuh saat berenang. Hal itu seperti "menemukan bahwa sapi memiliki sayap," kata ahli biologi kelautan Nicholas Payne dari Trinity College di Dublin, Irlandia.

Hiu penjemur merupakan merupakan spesies kosmopolitan di dunia hewan. Hiu penjemur ini umumnya senang berada di samudra hangat di seluruh dunia.

Di dunia hewan, dari semua spesies hiu dan ikan yang hidup di lautan Bumi saat ini, sekitar 99,9 persen dianggap berdarah dingin.

Baru sekitar 50 tahun yang lalu para ahli menyadari bahwa beberapa spesies hiu dan tuna di dunia hewan, tidak sedingin air tempat mereka berenang. Seperti misalnya hiu putih besar atau tuna sirip biru.

Beberapa bagian dari tubah ikan ini lebih hangat daripada lautan di sekitarnya, yang berarti mereka tidak sepenuhnya ektotermik, atau berdarah dingin.

Sebaliknya, mereka dianggap 'endotermik regional' atau berdarah panas. Endotermik regional adalah kemampuan untuk melestarikan panas yang berasal dari metabolisme untuk mempertahankan suhu jaringan tertentu.

Hiu penjemur (Cetorhinus maximus). (Lawson Wood, Corbis)

Karena hampir semua ikan ini adalah predator puncak, para ilmuwan pernah berasumsi bahwa sistem peredaran darah terkait dengan posisi mereka. Entah bagaimana hal itu dapat mengamankan posisi mereka di puncak rantai makanan di lautan. Tapi itu mungkin bukan masalahnya.

Hasil penelitian baru pada hiu penjemur yang bergerak lambat menunjukkan, bahwa endoterm regional tidak hanya muncul pada predator puncak. Itu juga dapat muncul dalam pengumpan pasif yang besar juga, yaitu hiu penjemur.

Spesies pengumpan pasif umumnya memiliki mekanisme pasif saat menangkap makanan atau sumber nutrisi dari lingkungan.

Ketika Payne dan rekan-rekannya menandai hiu berjemur liar dengan biologgers elektronik, tim peneliti internasional mengukur suhu jaringan subkutan yang lebih tinggi dari yang diharapkan.

Biologger elektronik adalah alat atau perangkat elektronik yang digunakan dalam bidang biologi untuk mengumpulkan data dan informasi tentang organisme atau lingkungannya.

Temperatur yang terekam menyerupai endoterm regional lainnya, seperti hiu putih besar.

"Hingga saat ini, kami pikir endotermik regional hanya ditemukan pada spesies predator puncak yang hidup di posisi tinggi dalam jaring makanan laut," jelas Payne.

"Sekarang kami telah menemukan spesies yang memakan plankton kecil tetapi juga berbagi fitur endoterm regional yang agak tidak biasa."

"Jadi kami mungkin harus menyesuaikan asumsi kami tentang keuntungan dari inovasi fisiologis semacam itu untuk hewan-hewan ini."

Ketika para peneliti membedah dua hiu penjemur yang mati, mereka melihat jumlah otot padat yang tidak biasa di sekitar jantung mereka.

Hal itu menunjukkan bahwa hiu penjemur dapat mempertahankan tekanan darah dan aliran darah yang lebih tinggi daripada kebanyakan ikan lainnya.

Lumba-lumba orca adalah puncak rantai makanan di dunia hewan laut dan berdarah panas. (slowmotiongli)

Bentuk tersebut juga memfasilitasi otot yang lebih hangat dan memungkinkan mereka untuk bermigrasi dan makan lebih efisien di perairan yang lebih dingin.

Tapi fisiologi ini mungkin tidak berevolusi untuk berburu mangsa yang bergerak cepat. Belum tentu karena ukuran tubuh hiu yang sangat besar, yang panjangnya bisa mencapai 12 meter.

Lagi pula, hiu paus berdarah dingin dapat tumbuh hingga 10 meter, namun memiliki kurang dari 15 kali persentase otot jantung kompak seperti hiu penjemur.

Jadi mengapa hiu penjemur begitu hangat? Peneliti juga mengatakan, meskipun sering bergerak lamban, hiu penjemur juga terkadang dikenal sangat cepat saat makan.

Mengapa mereka melakukan ini saat mangsanya sangat lamban masih menjadi misteri. Akan tetapi, mungkin ada hubungannya dengan mengatasi hambatan, sehingga "menjaga efisiensi makan" di air yang lebih dingin.

Studi sebelumnya juga menemukan bahwa ikan berdarah panas regional dapat berenang 1,6 kali lebih cepat. Itu jika dibandingkan dengan rekan mereka yang berdarah dingin – memberikan kemungkinan keuntungan evolusioner pada sistem peredaran darah yang unik.

"Hiu penjemur adalah contoh cemerlang betapa sedikitnya yang kita ketahui tentang spesies hiu secara umum," kata ahli zoologi Haley Dolton dari Trinity.

Di dunia hewan, hiu penjemur adalah hewan yang sangat besar dan karismatik yang akan dikenali oleh kebanyakan orang.

Menurutnya, kita masih memiliki banyak hal untuk diungkap tentang ikan terbesar kedua di dunia hewan tersebut.

"(Ini) menunjukkan tantangan yang dihadapi para peneliti untuk mengumpulkan informasi tentang spesies tersebut untuk membantu strategi konservasi yang efektif," katanya.