Nationalgeographic.co.id—Perawan Vestal adalah salah satu tokoh paling penting dan dihormati di Roma kuno. Mereka bertanggung jawab untuk menjaga agar api tetap menyala di Kuil Vesta dan menjaga kesejahteraan spiritual kota dalam sejarah Romawi kuno,
Perawan Vestal didirikan pada masa-masa awal Republik Romawi, sekitar abad ke-7 SM. Tugas utama mereka adalah menjaga api suci Vesta, yang melambangkan perapian kota dan kelangsungan Roma.
Mereka dipilih dari keluarga bangsawan dan harus mengambil sumpah kesucian selama minimal 30 tahun dalam sejarah Romawi kuno. Hal ini berarti mereka tidak dapat menikah atau memiliki anak. Mereka juga diharuskan melakukan serangkaian ritual dan pengorbanan untuk menjamin kemakmuran dan keamanan Roma.
Perawan Vestal tinggal di House of the Vestals, yang terletak di dekat Forum Romanum, di jantung kota Roma kuno.
House of the Vestals adalah kompleks besar yang mencakup tempat tinggal Vestals, taman, dan beberapa bangunan untuk melakukan upacara keagamaan dan menyimpan benda-benda suci mereka.
House of the Vestals dianggap sebagai ruang suci dan terlarang bagi warga biasa, kecuali selama festival dan upacara tertentu.
Perawan Vestal memiliki seperangkat kebiasaan dan tugas unik yang membedakan mereka dari wanita Romawi lainnya. Para Vestals juga harus melakukan serangkaian ritual dan pengorbanan, seperti mempersembahkan kue dan anggur kepada dewi, serta menjaga agar api tetap menyala siang dan malam.
Tugas mereka bertanggung jawab untuk menjaga api suci Vesta, dewi perapian dan rumah, yang mewakili api abadi Roma. Ritual tersebut melibatkan pembersihan dan persiapan kuil setiap hari dan persembahan makanan suci kepada dewi.
Perawan Vestal juga bertanggung jawab untuk mengadakan beberapa festival tahunan, termasuk Vestalia, yang didedikasikan untuk Vesta dan melibatkan pemurnian kuil dan pembagian benda-benda suci kepada warga Roma.
Perawan Vestal juga diminta untuk menjaga tubuh mereka tetap murni dan rambut mereka tidak dipotong. Mereka mengenakan pakaian khas yang disebut stola, yang terbuat dari wol putih, dan kerudung putih yang disebut suffibulum.
Mereka diberikan banyak hak istimewa dalam masyarakat Romawi, termasuk hak untuk memiliki properti, pembebasan pajak dan kewajiban untuk menikah, dan kebebasan untuk berkeliling kota dengan kereta.
Jika Perawan Perawan ditemukan telah melanggar sumpah kesuciannya, dia akan diadili di hadapan Pontifex Maximus, imam kepala Roma. Sidang dilakukan di pengadilan khusus, yang dikenal sebagai Atrium Vestae, dan bisa berlangsung selama beberapa hari.
Hukumannya pun tak main-main, mereka akan dikubur hidup-hidup di sebuah ruangan di bawah tanah dengan sedikit roti, air, dan lampu hingga dibiarkan mati.
Hukuman ini dianggap salah satu yang paling berat dalam masyarakat Romawi dan hanya diperuntukkan bagi kejahatan yang paling serius. Hal tersebut dilakukan sebagai cara untuk memurnikan kota dan memulihkan kehormatan dewi Vesta.
Eksekusi Perawan Vestal adalah peristiwa langka dan hanya beberapa kasus yang tercatat dalam sejarah Romawi. Namun, ancaman hukuman cukup untuk memastikan bahwa para Vestal tetap setia pada sumpah mereka dan mengabdi pada tugas mereka sebagai penjaga api suci.
Perawan Vestal Terkenal
Sepanjang sejarah Romawi, ada beberapa Perawan Perawan yang menjadi terkenal karena perbuatan mereka. Salah satu Vestal tersebut adalah Rhea Silvia.
Rhea Silvia adalah Perawan Vestal dan ibu dari pendiri legendaris Roma, Romulus dan Remus. Menurut mitologi Romawi, Rhea Silvia adalah putri Numitor, raja Alba Longa, yang digulingkan oleh adik laki-lakinya Amulius.
Untuk mencegah ahli waris Numitor membalas dendam, Amulius memaksa Rhea Silvia menjadi Perawan Vestal yang berarti dia harus mengambil sumpah kesucian. Namun, Rhea Silvia dihamili oleh Mars, dewa perang, dan melahirkan anak laki-laki kembar, Romulus dan Remus.
Amulius memerintahkan bayi-bayi itu untuk ditenggelamkan di Sungai Tiber, tetapi mereka diselamatkan oleh serigala betina dan dibesarkan oleh seorang penggembala. Romulus dan Remus kemudian tumbuh dewasa untuk mendirikan Roma, dengan Romulus menjadi raja pertamanya.
Tuccia adalah Perawan Vestal lainnya yang tinggal di Roma kuno. Menurut legenda, Tuccia dituduh melanggar sumpah kesuciannya dan diuji oleh Pontifex Maximus, imam kepala Roma.
Dia memerintahkan Tuccia untuk membawa air dari Sungai Tiber ke Kuil Vesta dengan saringan, yang dianggap mustahil bagi siapa pun yang bukan perawan. Tuccia berdoa kepada Vesta untuk meminta bantuan dan berhasil menyelesaikan tugasnya tanpa menumpahkan setetes air pun.
Dengan demikian, ketidakbersalahannya terbukti, dan dia dibebaskan dari tuduhan terhadapnya.
Vestal yang paling terkenal mungkin adalah Claudia Quinta. Claudia Quinta tinggal di Roma kuno selama Perang Punisia kedua.
Dia dituduh melakukan ketidaksucian dan dibawa ke hadapan Pontifex Maximus untuk diadili. Namun, Claudia mempertahankan ketidakbersalahannya dan menyatakan bahwa dia adalah pelayan setia dewi Vesta.
Untuk membuktikan maksudnya, Claudia berdoa kepada sang dewi dan berjanji akan mengabdikan hidupnya untuknya jika dia ditemukan tidak bersalah. Keesokan harinya, sebuah kapal yang membawa patung dewi Cybele terjebak di Sungai Tiber. Terlepas dari upaya para kru dan warga Roma, kapal itu menolak untuk bergerak.
Claudia kemudian dipanggil ke sungai. Dengan bantuan Vesta, mampu memindahkan kapal sendirian. Keajaiban ini dipandang sebagai tanda ketidakbersalahannya, dan Claudia dibebaskan dari semua tuduhan.
Akhir dari kultus
Kultus Vestal berlangsung selama hampir seribu tahun, tetapi akhirnya berakhir pada abad ke-4 M, dengan munculnya agama Kristen.
Karena agama Kristen menjadi agama dominan di Roma, kaum Vestal kehilangan pengaruh dan kekuasaan mereka, dan tugas mereka secara bertahap dipindahkan ke institusi Kristen.
Perawan Vestal terakhir, Coelia Concordia, diyakini telah meninggal pada pertengahan abad ke-4 M. Hal ini menandai berakhirnya era yang unik dan mempesona dalam sejarah Romawi.