Ares dan Mars, Apa Hubungan Dewa Perang Mitologi Yunani dan Romawi?

By Ricky Jenihansen, Sabtu, 12 Agustus 2023 | 08:00 WIB
Mitologi Yunani dan Romawi memandang berbeda dewa perang mereka. (Jacques-Louis David)

Baik orang Yunani maupun Romawi mempersembahkan hewan kurban kepada dewa mereka, Ares dan Mars tidak terkecuali.

Bagian hewan yang dapat dimakan akan dimakan oleh pemuja, sedangkan isi perutnya akan dipersembahkan kepada para dewa.

Bangsa Romawi biasanya akan menawarkan Mars seekor babi, seekor banteng, dan seekor domba jantan.

Kadang-kadang seekor kuda dikorbankan, yang merupakan praktik yang tidak biasa dalam agama Romawi. Para dewa jarang menerima hewan yang tidak bisa dimakan.

Di Yunani kuno, pemujaan terhadap Ares mungkin paling tersebar luas di Lacedaemon, rumah bangsa Sparta. Spartan mendedikasikan hidup mereka untuk penguasaan bela diri, jadi kedekatan mereka dengan dewa perang tidak mengejutkan.

Orang Sparta mempraktikkan kebiasaan pengorbanan khusus untuk menghormati Ares dan mungkin memuja dewa perang lebih baik daripada orang Yunani lainnya.

Orang Kreta, yang juga berasal dari cabang Doric Yunani, mungkin memiliki pandangan yang sama.

Menurut sejarawan Yunani Plutarch dalam karyanya, setiap kali (Spartan) mengalahkan musuh mereka dengan mengungguli mereka, mereka mengorbankan seekor banteng untuk Ares.

"Akan tetapi, ketika kemenangan diperoleh dalam konflik terbuka, mereka menawarkan seekor ayam jantan, dengan demikian berusaha membuat para pemimpin mereka terbiasa bukan hanya pejuang tetapi ahli taktik juga," tulisnya.

Kebiasaan lain yang dikaitkan dengan Spartan dicatat oleh geografer Yunani, Pausanias. Menurut Pausanias, Spartan merantai patung Ares di dalam kuil Enyalios untuk menangkap semangat kemenangan dan peperangan di dalam kota mereka.

Bangsa Romawi, juga orang yang sangat suka berperang, mendedikasikan beberapa tempat penting untuk Mars. Yang paling terkenal adalah hamparan tanah seluas dua kilometer persegi antara kota Roma dan Sungai Tiber.

Ruang ini disebut Campus Martius, atau "Field of Mars". Lapangan itu didedikasikan untuk dewa perang dan secara bertahap menjadi rumah bagi berbagai kuil dan ruang sipil. Itu adalah situs keagamaan yang penting tetapi juga memainkan peran utama dalam politik Romawi.

Semua itu menunjukkan bahwa warisan peradaban Yunani-Romawi terkait erat dengan kemajuan dalam filsafat, sains, arsitektur, dan seni. Namun, kedua peradaban itu berpengalaman dan menyukai perang.