Bergerak ke Bumi Lestari: Merawat Laut, Mengubah Kebiasaan di Darat

By Utomo Priyambodo, Rabu, 16 Agustus 2023 | 07:00 WIB
Divers Clean Action menggelar aksi pungut sampah di pesisir Pulau Rambut, Kepulauan Seribu. 'Sehari Menjadi Ranger di Pulau Rambut' adalah tajuk aksinya hari itu. (Toto Santiko Budi)

Swietenia Puspa Lestari, pendiri sekaligus Executive Director Divers Clean Action. (Swietenia Puspa Lestari/Divers Clean Action)

Terkait program kerja sama dengan perusahaan, Program Manager DCA Agung Ramos Febrian menceritakan salah satunya secara lebih detail. Salah satu pengalaman DCA paling menarik, menurut Agung, adalah saat DCA mengumpulkan sampah sedotan plastik yang ada di pantai Jakarta.

“Waktu itu karena kita suka cleanup [bersih-bersih] di pantai, terus kita nemuin sampah sedotan banyak banget dalam sekali cleanup.  Bisa sampai 200-300 piece. Dari situ kita kalkulasikan timbulan sampah sedotan di Indonesia berapa banyak dan hasilnya cukup besar,” tutur Agung.

DCA kemudian menemui salah satu perusahaan besar yang menaungi ratusan restoran ayam goreng di Indonesia. DCA menemui pihak perusahaan dengan membawa data sampah sedotan plastik tersebut.

Berdasarkan data yang mereka kumpulkan, DCA memperkirakan bahwa pemakaian sedotan di Indonesia setiap harinya mencapai 93.244.847 batang. Sedotan ini berasal dari restoran, minuman kemasan dan sumber lainnya (packed straw).

Panjang total 93.244.857 sedotan tersebut dapat disetarakan dengan 16.784 kilometer atau sama dengan dengan jarak yang ditempuh dari Jakarta ke Mexico City. Atau jika dihitung per minggu, pemakaian sedotan mencapai 117.449 kilometer yang artinya setara dengan 3 kali keliling bumi.

“Waktu itu kami punya ide, setiap restoran ayam pasti ada dispenser sedotan. Waktu itu kami bilang, ‘Ayo, ini kami nemu banyak sampah sedotan di pantai. Mau nggak bikin program bareng mulai dari ngurangin sedotan di restorannya?’” kenang Agung.

Gayung pun bersambut. Ajakan itu dipenuhi oleh pihak perusahaan.

Pada 9 Mei 2017, bersamaan dengan perayaan Hari Terumbu Karang Internasional yang dirayakan setiap 8 Mei, perusahaan besar tersebut mencanangkan gerakan pengurangan penggunaan sedotan plastik sekali pakai melalui gerakan #Nostrawmovement. Mereka menyebut gerakan ini sebagai tanggung jawab sosial serta komitmen kepedulian perusahaan terhadap lingkungan.

Melalui gerakan #Nostrawmovement pihak perusahaan mengajak konsumen untuk turut peduli kepada keselamatan laut dan kehidupannya dengan menolak sedotan plastik sekali pakai saat memesan minuman di restoran mereka atau di mana pun. Perusahaan juga mulai berhenti menyediakan dispenser sedotan.

Perusahaan juga mengatakan akan mengadakan aksi membersihkan sampah di bawah laut dan pantai di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. Pulau Pramuka dipilih karena merupakan lokasi bermuaranya sampah yang berasal dari Jakarta.

“Restoran yang lain kemudian ikutan. Ikutan jadi nggak ada dispenser sedotannya,” tutur Agung.